. palembang,14-mei-2013
Ucapan terimahkasih.
saya terimah kasih Allahswt yg telah memberikan segalanya
bagi saya dan sekeluarga.
dan saya juga
berterimahkasih untuk ke2 orang tua saya yg selalu memberikan semangat. untuk
keluarga saya dan Teman-teman terimahkasih karna selalu ada didekat saya disaat
saya susah maupun senang.
Bangga jadi
pustakawan
- Awalnya saya tidak
pernah mendengar Tentang pustakawan....??
apa itu pustakawan
..??
- karena rasa ingin tahu
saya yg begitu besar serta semangat ingin Suksesnya saya _akhirnya saja
bersikeras untuk menyelidiki apa itu pustakawan_ dan bagaimana meraih
kesuksesan dari objek tersebut.
- saya sekarang masih
kuliah di IAIN Radenfattah palembang. saya mengambil jurusan Ilmu
perpustakaan.
BANGGA JADI PUSTAKAWAN_
mungkin sekarang hanya itu saja kata-kata yg membuat saya semangat untuk saat
ini. dan mulai dari saat ini saya akan berusaha untuk meraih kesuksesan .
berani gagal itu baik
tapi jangan bodoh dalam mengambil keputusan.
Pengertian
Katalog dan katalogisasi, Bentuk dan Fungsi
A. PENGERTIAN
KATALOG DAN KATALOGISASI
Katalog atau katalogus dalam pengertian umum adalah daftar nama-nama,
tempat dan barang-barang. Katalog dalam pengertian khusus yakni yang
dikenal dalam dunia perpustakaan, adalah daftar bahan pustaka
/ koleksi yang dimiliki oleh satu atau beberapa perpustakaan
yang disusun menurut system tertentu. Bahan pustaka meliputi buku,
terbitan berkala, slide, piringan hitam, pita kaset, microfilm, CD ROM dll.
Katalogisasi adalah proses pembuatan katalog. Secara luas kegiatan tersebut
dapat dibagi kepada dua (2) macam yaitu katalogisasi deskriptif dan katalogisasi
subyek. Katalogisasi deskriptif adalah kegiatan merekam dan
mengidentifikasi data bibliografi, yakni data mengenai pengarang, judul, tempat
terbit, penerbit, tahun terbit, edisi dan data buku lainnya yang
diperlukan. Katalogisasi subyek ialah proses menentukan tajuk subyek dan nomor
klasifikasi. Dalam hal terkahir ini prosesnya disebut juga klasifikasi.
Agar bahan pustaka dapat didayagunakan secara efektif dan efisien, perlu
adanya pengolahan bahan pustaka ( proses kartalogisasi tersebut).
Lebih-lebih dengan berkembangnya teknik produksi buku yang mengakibatkan
koleksi buku berkembang menjadi besar, maka seamakin terasa perlunya katalog.
Tanpa diadakan katalogisasi, mencari buku-buku yang diperlukan akan sulit. Oleh
karena itu pustakawan mencari sarana atau alat yang dapat memberikan
gambaran tentang suatu buku / bahan pustaka dalam bentuk
catatan serta mengatur buku-buku di rak untuk memudahkan menemukan kembali jika
diperlukan. Alat itulah yang kemudian disebut katalog atau katalogus.
Untuk memudahkhan proses pertukaran informasi antar perpustakaan atau
pusat-pusat informasi lainnya, perlu adanya keseragaman dalam katalogisasi.
Maka kemudian pada tahun 1967 diterbitkanlah suatu peraturan / pedoman katalogisasi
internasional, yaitu Anglo American Cataloging Rules (AACR2). Dan
dalam konteks Indonesia, disusun pula Peraturan Katalogisasi Indonesia,
yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional.
B. FUNGSI
DAN BENTUK KATALOG
1. Fungsi
Katalog
Ada beberapa
fungsi katalog antara lain sebagai berikut :
1. Sebagai
wakil ringkas dari dokumen / bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan.
2. Sebagai
sarana untuk menemukan kembali buku yang terdapat dalam koleksi perpustakaan.
3. Memberikan
informasi tentang ada tidaknya suatu buku dalam koleksi perpustakaan.
4. Membedakan
suatu karya dari karya lainnya yang mempunyai ciri yang sama.
5. Memudahkan
pemakai jasa perpustakaan menemukan informasi yang diinginkan baik
dengan pendekatan pengarang, judul atau subjectnya.
b. Bentuk-bentuk
Katalog
Berikut adalah
beberapa bentuk fisik katalog :
1. Katalog
berbentuk kartu
Katalog ini
berukuran 7 X 12 cm. Bentuk inilah yang paling banyak digunakan
perpustakaan. Katalog-katalog yang berbentuk kartu yang
telah tersusun secara sistematis dalam laci-laci katalog dapat
menerima entri-entri baru tanpa merubah susunan yang ada.
2. Katalog
berbentuk lembaran-lembaran lepas, kemudian dibendel (dijilid) menjadi satu
atau beberapa berkas setelah disusun menurut system tertentu, contoh : Katalog
Perpustakaan Muslim Nasional.
3. Katalog
berbentuk tercetak.
Setelah
uraian-uraian katalog disusun menurut system tertentu, kemudian dicetak menjadi
semacam bibliografi sebanyak yang diperlukan. Kelebihan bentuk
ini ialah katalog dapat diperbanyak dan dibawa
kemana-mana. Tetapi kelemahannya tidak dapat menerima entri-entri baru. Ini
berarti entri baru harus disusun dan dicetak sebagai suplemen.
4. Katalog
Elektronik
Bentuk katalog
ini muncul berkat kemajuan di bidang teknologi informasi seperti komputer.
Dalam hal ini katalog berada dalam suatu basis data di komputer, sehingga tidak
perlu lagi diadakan penyusunan dengan sistematika tertentu seperti bentuk
lainnya. Kelebihan katalog bentuk ini adalah lebih cepat dan mudah diakses,
menghemat tenaga dan biaya dalam pembuatannya, dan entri-entri baru dapat
dimasukkan setiap saat. Kelemahannya ialah jika listrik padam, maka tidak bisa
dipergunakan.
Selanjutnya,
dari katalog komputer ini kemudian bisa diformat dalam bentuk CD-ROM.
Kelebihannya ia bisa dibawa kemana-mana, tetapi untuk mengaksesnya tetap saja
diperlukan perangkat komputer.
Pedoman
Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
PENDAHULUAN
Manifesto Perpustakaan Sekolah:
perpustakaan sekolah dalam pendidikan dan tenaga pendidikan untuk
semua,diterbitkan IFLA/UNESCO pada tahun 2000. Terbitan tersebutditerima dengan
baik di seluruh dunia dan diterjemahkan kedalambanyak bahasa. Terjemahan
baru terus bermunculan dan para pustakawan di seluruh dunia
menggunakan Manifesto tersebut untuk meningkatkan peran perpustakaan
sekolah di daerah dan negaramasing-masing.
Manifesto tersebut menyatakan:
Setiap Pemerintah melalui
kementerian yang bertanggung jawabatasbidang pendidikan harus mengembangkan
strategi, kebijakan dan perencanaan yang berkaitan dengan pelaksanaan
prinsip-prinsip Manifesto ini.
Panduan ini disusun agar para
pengambil kebijakan di tingkat nasional dan lokal di seluruh dunia mengetahui
dan memberikan dukungan serta bimbingan dan bimbingankepada komunitas
perpustakaan. Panduan ini juga ditulis guna membantu sekolah-sekolah agar dapat
menerapkan prinsip yang dinyatakan dalam manifesto ini.
Penulisan naskahpanduan tersebutmelibatkan
banyak orang di banyak negara dengan latar belakang situasiyang
berbeda-bedaserta mencoba memenuhi kebutuhansemua jenissekolah. Panduan ini
harus dibaca dan digunakan dalam konteks setempat. Berbagai lokakarya telah
diselenggarakan selama konferensi IFLA; berbagai pertemuan dan diskusi di
antara para pakar perpustakaan telah berlangsung baik melalui tatap
muka maupun lewat surat elektronik (email). Panduan ini merupakan hasil
sejumlah perdebatandan konsultasi.
Untuk itu, para editorpanduan ini mengucapkan
terima kasih. Di samping itu, para penyusun juga menyampaikan penghargaan untuk
peranserta panitia pengarah seksi perpustakaan sekolah dan pusat sumberdaya,
serta berbagai panduan yang berasal dari berbagai negara yang telah disampaikan
ke IFLA/UNESCO, khususnya Panduan Perpustakaan Umum yang diterbitkan IFLA pada
tahun 2001.
Seksi tersebut juga telah
menerbitkan Perpustakaan Sekolah Dewasa ini dan Masa
Mendatang pada tahun 2002. Penyusun
berharap bahwa manifesto, visi dan panduan ini, secara bersama-sama akan
menjadi dasar berdirinya perpustakaan sekolah yang unggul di manapun berada.
Tove Pemmer Saetre
dan Glenys Willars
2002
BAB1.MISIDANKEBIJAKAN
“Perpustakaan sekolah dalam
pendidikan dan pembelajaran untuk semua”.
1.1Misi
Perpustakaan sekolah
menyediakaninformasi dan ide yang merupakan fondasi agar berfungsi secara baik
di dalam masyarakat masa kini yang berbasis informasi dan pengetahuan.
Perpustakaan sekolah merupakan sarana bagi para murid agar terampil belajar
sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya pikir agarmereka dapat hidup
sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
1.2Kebijakan
Perpustakaan sekolah
hendaknyadikelola dalamkerangka kerja kebijakan yang tersusun secara jelas.
Kebijakan perpustakaan sekolah disusun denganmempertimbangkanberbagai kebijakan
dan kebutuhan sekolah yang menyeluruh, serta mencerminkan etos, tujuan dan
sasaran maupun kenyataansekolah.
Kebijakan tersebutmenentukan kapan,
di mana, untuk siapa dan oleh siapa potensi maksimal akan dilaksanakan.
Kebijakan perpustakaan akan dapat dilaksanakan bila komunitas sekolahmendukung
dan memberikan sumbanganpada maksud dan tujuan yang ditetapkan di dalam
kebijakan. Karena itu, kebijakan tersebut harus tertulis dengan sebanyak
mungkin keterlibatan yang berjalan secara dinamis, melalui banyakkonsultasiyang
dapat diterangkan,serta hendaknyadisebarkan seluas mungkin melalui media cetak.
Dengan demikian, filosofi, ide,
konsep dan maksud untuk pelaksanaan dan pengembangannya akan makin jelas serta
dimengerti dan diterima, sehingga hal itu dapat segera dikerjakan secara
efektif dan penuh semangat. Kebijakan tersebut harus komprehensif serta dapat
dilaksanakan.Kebijakan perpustakaan sekolah tidak boleh ditulis oleh pustakawan
sekolah sendirian, tetapi harus melibatkan para guru dan manajemen senior.
Konsep kebijakan harus dikonsultasikan secara luas di sekolah danmendapat
dukungan melalui diskusi terbuka yang mendalam. Dokumen dan rencana kerja
berikutnya akanmenjelaskan peranan perpustakaan dalamhubungannya dengan
berbagai aspek berikut:
•kurikulum sekolah
•metode pembelajaran di sekolah
•memenuhi standar dan kriteria
nasional dan lokal
•kebutuhan pengembangan pribadidan
pembelajaranmurid dan
•kebutuhan tenaga pendidikan bagi
staf
•meningkatkanaraskeberhasilan.
Komponen yang memberikan sumbangan
ikut ambil bagian dalam perpustakaan sekolah yang dikelola dengan baik dan
efektifsecara maksimal adalahsebagai berikut:
•anggaran dan pendanaan
•tempat/lokasi
•sumberdaya
•organisasi
•ketenagaan
•penggunaan perpustakaan
•promosi.
Semua komponen tersebut di atas
adalah penting di dalam kerangka kerja kebijakan dan
rencana kegiatanyang realistis.
Aspek tersebut akan dibahas di dalam dokumen ini. Rencana kegiatan harus
mencakup strategi, tugas, sasaran, pemantauan dan evaluasi secara rutin.
Kebijakan dan rencana merupakan dokumen aktif yang harus selalu ditinjau ulang.
1.3Pemantauan dan Evaluasi
Dalam prosesmencapai tujuan
perpustakaan sekolah, pihak manajemen harus secara kontinyu memantau kinerja
layanan untuk menjamin bahwa strategiyang digunakan mampu mencapai
berbagai sasaran yang telah ditentukan. Kegiatan pembuatan berbagai statistik
harus dilakukan secara berkala guna mengetahui arah perkembangan.
Evaluasitahunan hendaknya mencakup semua bidang kegiatan yang dimuat dalam
dokumenperencanaan dan meliputi butir berikut:
•apakah kinerja layananmencapai
sasaran dan memenuhi tujuan yang ditentukan perpustakaan, kurikulum dan sekolah
•apakah kinerja layanan memenuhi
kebutuhan komunitas sekolah
•apakah kinerjamampu memenuhi
kebutuhan yang berubah
•apakah sumberdaya layanan
kinerjatercukupi
•dan apakah pembiayaan layanan
kinerjaefektif. biaya
ndikatorkinerjautamaberikut
inimerupakan alat yang berguna untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian
tujuan perpustakaan:
Indikator penggunaan:
•pinjaman per anggota komunitas
sekolah (dinyatakan per murid dan per tenaga pendidik )
•jumlah kunjungan perpustakaan per
anggota komunitassekolah (dinyatakan per murid dan per tenaga pendidik)
•peminjamanper butiran materi
perpustakaaan (yaitu perputaran koleksi)
•pinjamanper jam buka perpustakaan
(selama jam sekolah dan setelah jam sekolah berakhir)
•pertanyaan referens yang
diajukansetiapanggota komunitas sekolah (dinyatakan per murid dan per tenaga
pendidik)
•penggunaan komputer dan sumber
informasi terpasang.
Indikator sumberdaya:
•jumlah buku yang tersedia untuk
setiap anggota komunitas sekolah
•ketersediaan terminal/komputer
mejauntuk setiap anggota komunitas sekolah
•ketersediaan akses terpasang
komputer untuk setiap anggota komunitas sekolah
Indikator sumber daya manusia:
•nisbah antara staf ekuivalentenaga
penuh-waktu dengananggota komunitas sekolah
•nisbah antara staf ekuivalentenaga
penuh-waktu dengan penggunaan perpustakaan
Indikator kualitatif:
•survei kepuasan pengguna
•kelompokfokus (focus groups)
•kegiatan konsultasi
Indikator biaya:
•biaya per unit untuk berbagai
fungsi, layanan dan kegiatan
•biayastafperfungsi (contoh,
peminjaman buku)
•jumlah biaya perpustakaanuntuk
setiap anggotamasyarakatsekolah
•jumlah biaya perpustakaan yang
dinyatakan dalam prosentase dari jumlah anggaransekolah
•biaya media yang dinyatakan dalam
prosentasejumlah anggaran sekolah
Indikator perbandingan:
•Tolok ukur data statistik
dibandingkan dengan layanan perpustakaan yang relevanserta terbandingkan di
sekolah lain dengan besaran dan karakteristik yang sama.
BAB2.SUMBERDAYA
“Perpustakaan sekolah harus
memperoleh dana yang mencukupi dan berlanjut untuk tenaga yang terlatih,materi
perpustakaan, teknologidan fasilitasserta aksesnya harus bebas biaya”
2.1Pendanaan dan Anggaran Perpustakaan
Sekolah
Untuk menjamin agar perpustakaan
memperoleh bagian yang adil dari anggaran sekolah , butir berikut penting
artinya:
•memahamiproses penganggaran sekolah
•menyadari jadwal siklus anggaran
•mengenal siapa yang menjadi tenaga
penting
•memastikanbahwa segala kebutuhan
perpustakaan teridentifikasi.
Dalam merencanankan anggaran
komponenrencana anggaran berikut mencakup:
•biaya pengadaan sumberdaya baru
(misalnya, buku, terbitan berkala/majalah dan bahan terekam/tidak tercetak);
biaya keperluan promosi (misalnya, poster)
•biaya pengadaan alat tulis kantor
(ATK) dan keperluan administrasi
•biayaberbagai aktivitas pameran dan
promosi
•biaya penggunaanteknologi
komunikasi dan informasi (ICT), biaya perangkat lunak dan lisensi, jika
keperluan tersebut belum termasuk di dalam biayateknologi dan komunikasi
informasiumum di sekolah.
Sebagai ketentuanumum, anggaran
materialperpustakaan sekolah paling sedikit adalah 5% untuk biaya per murid
dalam sistim persekolahan, tidak termasuk untuk belanja gaji dan upah,
pengeluaran pendidikan khusus,anggarantransportasi sertaperbaikan gedung dan
sarana lain.
Biaya untuk tenaga perpustakaan
mungkindapat dimasukkan di dalam anggaran perpustakaan, meskipun di sebagian
sekolah hal itu lebih tepatdimasukkan di dalam anggaranstafumum.Hendaknyadiperhatikan
bahwa pada saat menghitung biaya tenaga untuk perpustakaan, maka pustakawan
sekolah perlu dilibatkan. Jumlah uang yang tersedia untuk ketenagaanberkaitan
erat dengan isupenting, seperti berapa lama jam buka perpustakaan dapat
diselenggarakan dan standar serta bentuk layanan yang dapat diberikan. Proyek
khusus dan perkembangan lainnyaseperti kebutuhan rak baru memerlukan permintaan
anggaran tersendiri.
Penggunaan anggaran harus
direncanakan secara cermatuntuk keperluan setahun serta berkaitan dengan
kerangka kerja kebijakan. Laporan tahunan hebdaknya dapat memberikan gambaran
bagaimanaanggaran telah digunakan serta kejelasan apakah jumlah uang yang
digunakan untuk perpustakaan telah mencukupi untuk tugas perpustakaan sertamencapai
sasarankebijakan.
Pustakawan sekolah harus mengetahui
secara jelas pentingnya anggaran yang cukup untuk perpustakaan, dan perlu
menyampaikan ke manajemen senior karena perpustakaan melayani seluruh komunitas
sekolah. Untuk meningkatkan anggaran perpustakaan sekolah, berikut ini perlu
menjadi bahan pertimbangan:
•besarantenaga perpustakaan sekolah
dan koleksi perpustakaan dapat dijadikan tolok ukur pencapaian akademik
•murid yangmencapainilai lebih
tinggi dari standar ujian pada umumnya berasal dari sekolah yang mempunyai
tenaga perpustakaan, buku dan terbitan berkala/majalah dan bahan pandang-dengar
yang lebih banyak dibandingkan sekolah lainnya, tanpa memandangfaktor lain
seperti faktorekonomi.
2.2 Lokasi dan Ruang
Peran pendidikan yang kuat dari perpustakaan
sekolah harus tercermin pada fasilitas, perabotan dan peralatannya. Fungsi
dan penggunaan perpustakaansekolahmerupakan factor penting untuk
diperhatikan takalamerencanakan gedung sekolah barudan mereorganisasigedung
sekolah yang sudah ada. Kendati tidak ada ukuran universal untuk
fasilitasperpustakaan sekolah, namun merupakan sesuatu yang bermanfaat
danmembantu jika kita memiliki formula sebagai dasar dalam menghitung
perencanaan, agar setiap perpustakaan yang baru didisain memenuhi kebutuhan sekolah
dengan cara palingefektif. Pertimbangan berikut ini perlu
disertakandalam proses perencanaan:
•lokasi terpusat atau sentral,bimana
mungkindi lantai dasar
•akses dan kedekatan,dekat semua
kawasan pengajaran
•faktor kebisingan, paling sedikit
di perpustakaan tersedia beberapa bagian yang bebas dari kebisingan dariluar
•pencahayaanyang baik dan cukup,
baik lewat jendela maupun lampu penerangan
•suhu ruangan yang tepat (misalnya,
adanya pengatur suhu ruangan ataupun ventilasi yang mencukupi) untukmenjamin
kondisi bekerja yang baik sepanjang tahun disamping preservasikoleksi
•disain yang sesuai gunamemenuhi
kebutuhanpenderita cacad fisik
•ukuran ruang yang cukup untuk
penempatankoleksi buku,fiksi dan non-fiksi, bukusampul tebal maupuntipis,
suratkabar danmajalah, sumber non-cetak serta penyimpanannya, ruang belajar,
ruang baca, komputer meja, ruang pameran, ruang kerja tenaga dan meja
perpustakaan
•fleksibitas untuk memungkinkan
keserbaragaman kegiatan serta perubahan kurikulum dan teknologipadamasa mendatang
Daftar berbagai ruangan yang
berbeda-beda berikut ini layak dipertimbangkan ketikamerencanakanperpustakaan
baru:
•kawasan ruang belajar dan riset
untuk penempatan meja informasi, laci katalog, katalog terpasang, meja belajar
dan riset, koleksi referensi dan dasar
•kawasan ruang baca informal
untukbuku danmajalah yangmendorong literasi, pembelajaransepanjang hayat, dan
membaca untuk keceriaan
•kawasan ruang instruksional dengan
kursi yang disusun untukkelompok kecil, kelompokbesar daninstruksional formalseluruhkelas,
“dinding pengajaran”,dengan kawasanteknologipengajaran danpameranyang sesuai
•kawasan ruangproyekkelompok dan
produksi untuk kerja fungsional danpertemuanperorangan, kelompok maupun kelas,
serta fasilitas untuk produksi media
•kawasan ruang administrasi untuk
meja sirkulasi, ruang kantor, kawasan untuk memproses materimedia perpustakaan,
penyimpanan peralatan pandang-dengar, dan kawasan materi serta alat tulis
kantor.
2.3Perabot dan Peralatan
Disain perpustakaan sekolah
memainkan peran utama menyangkutbagaimana perpustakaan melayanisekolah.
Penampilan estetisperpustakaan sekolah memberikanrasa nyaman dan merangsang
komunitas sekolah untuk memanfaatkan waktunya di
perpustakaan. Perpustakaan sekolah
yang dilengkapi secara tepat hendaknyamemiliki
karakteristik sebagaiberikut:
•rasa aman
•pencahayaanyang baik
•didisain untuk mengakomodasi
perabotan yangkokoh, tahan lama dan fungsional, sertamemenuhiperyaratan ruang,
aktivitas dan pengguna perpustakaan
•didisain untuk menampungpersyaratan
khususpopulasi sekolah dalam arti cara paling restriktif.
•didisain untuk mengakomodasi
perubahan padaprogram sekolah, program pengajaran , serta perkembangan
teknologi audio, video dan data yang muncul.
•didisain untuk memungkinkan
penggunaan,pemeliharaan serta pengamanan yang sesuai
menyangkutperabotan,peralatan, alat tulis kantor danmateri.
•dirancang dan dikelolauntuk
menyediakanaksesyangcepatdan tepat waktu ke aneka ragam koleksi sumber dayayang
terorganisasi.
•dirancang dan dikelola
sehinggasecara estetis pengguna tertarik dan kondusif dalamhiburan serta
pembelajaran, dengan panduan dan tanda-tandayang jelas dan menarik
2.4 Peralatan Elektronik dan
Pandang-dengar
Perpustakaan sekolah mempunyai peran
penting sebagai pintu gerbang bagi masyarakat masa kini yang berbasis
informasi. Karena alasan inilah, maka perpustakaan sekolah harus menyediakan
akses ke semuaperalatan elektronik, komputer, dan pandang-dengar. Peralatan
tersebut meliputi:
•komputermeja dengan akses Internet
•katalog akses publik yang di
sesuaikan denganusia dan tingkat murid yang berbeda
•tape-recorder
•perangkat CD-ROM
•alat pemindai (scanner)
•perangkat video (video players)
•peralatan komputer, khusus
disesuaikan untuk pengguna tuna netra ataupun menderita cacad fisik lainnnya.
Perabotan komputer hendaknyadidisain
untuk anak-anak danmudah disesuaikan guna meneuhi ukuranfisik yangberbeda.
2.4.1 Sumberdaya Materi
Ruang perpustakaan berstandar tinggi
dan memilikisejumlah besarsumberdaya
berkualitas tinggi merupakan hal
penting.Karena alasan tersebut,maka kebijakan manajemen koleksi bersifat
penting.Kebijakan ini menjelaskan maksud, ruang lingkupdan isi koleksi termasuk
akses ke sumber eksternal.
2.5 Kebijakan Manajemen Koleksi
Perpustakaan sekolah
hendaknyamenyediakan akses ke sejumlah besar sumberdaya yang memenuhikebutuhan
penggunaberkaitan dengan pendidikan, informasi dan pengembangan pribadi.
Perkembangan koleksiyang terus menerus merupakan keharusan untuk
menjaminpenggguna memperoleh pilihan terhadapmateribaru secara tetap. Tenaga
perpustakaan sekolah harus bekerjasama denganadministrator dan guru agar dapat
mengembangkan kebijakan manajemenkoleksibersama. Pernyataan kebijakan semacam
itu harusberdasarkan kurikulum, kebutuhan khusus dan kepentingankomunitas
sekolah, danmencerminkan keanekaragaman masyarakat di luar sekolah.
Unsurberikut hendaknyadimasukkandalam pernyataankebijakan:
•Manifesto Perpustakaan Sekolah
IFLA/UNESCO – Misi
•Pernyataan Kebebasan Intelektual
•Kebebasan Informasi
•Tujuankebijakan manajemen koleksi
dan kaitannya pada sekolah dan kurikulum
•Program jangka pendek dan panjang
2.7Koleksi Materi Perpustakaan
Koleksisumber daya bukuyangsesuai
hendaknyamenyediakansepuluh buku permurid. Sekolah terkecil hendaknya memiliki
paling sedikit 2.500 judul materi perpustakaan yang relevan dan mutakhir agar
stok buku berimbang untuk semua umur, kemampuan dan latar belakang. Paling
sedikit 60% koleksiperpustakaan terdiri dari buku nonfiksi yangberkaitan dengan
kurikulum.
Di samping itu, perpustakaan sekolah
hendaknyamemiliki koleksi untuk keperluan hiburansepertinovel populer, musik,
dolanan,komputer, kaset video, disk laser video, majalah dan poster. Materi
semacam itudipilih bekerja sama dengan murid agar koleksiperpustakaan
mencerminkan minat dan budaya mereka, tanpa melintasi batas wajar standar
etika.
2.8 Sumberdaya Elektronik
Cakupan jasa harus mencakup akses
pada sumber informasi elektronik yang mencerminkan kurikulum dan minat serta
budayapengguna. Sumberdaya elektronik hendaknya meliputi akses ke
Internet,pangkalan data referens khusus dan teks lengkap,bermacam paket
perangkat lunak komputer berkaitan dengan pengajaran. Sumber tersebutdapat
diperoleh dalambentuk CD-ROM dan DVD.
Adalah penting untuk memilih sistim
katalog perpustakaan yang dapat diterapkanuntuk mengklasifikasi dan mengkatalog
materi perpustakaansesuaidengan standar bibliografis nasional dan
internasional. Hal tersebutmemungkinkan perpustakaan memasukijaringan yang
lebih luas. Di berbagaitempat di dunia, perpustakan sekolah dalam komunitas
lokalmendapat manfaat karena dikaitkanbersama dalamkatalog induk. Kolaborasi
semacam itu dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas pengolahanbuku serta
memudahkan kombinasi sumber dayasecara optimal.
BAB 3.KETENAGAAN (STAF)
“Pustakawan sekolah adalahtenaga
kependidikan berkualifikasi sertaprofesionalyang bertanggung jawab atas
perencanaan dan pengelolaaanperpustakaan sekolah,didukung oleh tenaga yang
mencukupi, bekerja sama dengan semua anggota komunitas sekolah dan berhubungan
denganperpustakaan umum dan lain-lainnya.”
3.1 Tenaga Perpustakaan
Kekayaan dankualitas penyelenggaraan
perpustakaan tergantung pada sumberdaya tenaga yang tersedia di dalam dan di
luar perpustakaan sekolah. Karena alasan inilah, maka amatlah penting bagi
perpustakaan sekolah memiliki tenaga berpendidikan serta bermotivasi
tinggi,jumlahnya mencukupi sesuai dengan ukuran sekolah dan kebutuhan
khusussekolahmenyangkutjasaperpustakaan. Pengertian “tenaga”,dalam konteks
ini,adalah pustakawan dan asisten pustakawan berkualifikasi. Di samping itu,
mungkin masih ada tenaga penunjang,seperti para guru, teknisi, orang tua murid
dan berbagai jenisrelawan. Pustakawan sekolah hendaknyamemiliki
pendidikanprofesional dan
berkualifikasi, dengan
pelatihantambahandi bidang teori pendidikan dan metodologi pembelajaran.Salah
satu tujuan utama manajemen tenagaperpustakaan sekolah ialah agar semua anggota
stafharus memiliki pemahaman yang jelas mengenai kebijakan jasa perpustakaan,
tugas dan tanggung jawab yang jelas, kondisi peraturan yang sesuaimenyangkut
pekerjaan dan gaji yang kompetitifyang mencerminkan profesionalisme pekerjaan.
Sukarelawan hendaknya tidak
dipekerjakan sebagai pengganti tenaga yang digaji,
melainkandapat bekerja sebagai
tenaga pendukung berdasarkan kontrakyang
memberikan kerangka kerja formal
untuk keterlibatan mereka dalam berbagai aktivitas perpustakaan sekolah.
Konsultan tingkat lokaldannasional dapat digunakan sebagai penasehat luar
menyangkut berbagai masalah yang berkaitan dengan pengembangan layanan
perpustakaan sekolah.
3.2Peran Pustakawan Sekolah
Peranutama pustakawanialah
memberikan sumbangan padamisi dan tujuan sekolah termasuk prosedur evaluasi dan
mengembangkan serta melaksanakan misi dan tujuan perpustakaan sekolah. Dalam
kerjasama dengan senior manajemen sekolah,administrator dan guru, maka
pustakawan ikut dalam pengembangan rencana dan implementasi kurikulum.
Pustakawan memilikipengetahuan dan keterampilan yang berkaitan
dengan penyediaan informasi dan pemecahan masalah informasiserta keahlian
dalam menggunakan berbagai sumber, baik tercetak maupun elektronik.
Pengetahuan, keterampilan dan keahlianpustakawan sekolah mampumemenuhi
kebutuhanmasyarakat sekolah tertentu. Di samping itu, pustakawan
hendaknyamemimpin kampanye membaca dan promosi bacaananak, media dan budaya.
Dukungan menajemen sekolahamat perlu,
tatkalaperpustakaan menyelenggarakanaktivitas interdisipliner.Pustakawan harus
melapor langsung kekepala sekolah atau wakilnya. Sangatlah penting serta
diupayakan agarpustakawan diterimasetara dengan anggota tenaga profesional dan
dapat berpartisipasi dalam kelompok kerja dan ikut sertadalam semuapertemuan
dalam kedudukannyasebagai kepala unit/bagianperpustakaan.Pustakawan
hendaknyamenciptakan suasana yang sesuai untuk hiburan dan pembelajaran yang
bersifatmenarik,ramah serta terbuka bagi siapa saja tanpa rasa takut dan
curiga.Semua orang yang bekerja di perpustakaan sekolah harus memiliki reputasi
yang baik dalam kaitannya dengan anak, kawula mudadan orang dewasa.
3.3Peran Asisten Pustakawan
Asisten pustakawan melaporkan kepada
pustakawan serta membantunya sesuai dengan fungsinya.. Posisi asisten
pustakawan mensyaratkanpengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kerja
klerikal dan teknologi. Asisten pustakawanharus memiliki ketrampilan dasar
kepustakawanan. Bila belum memilikiketrampilandasar kepustakawanan, maka
perpustakaan sekolah akan memberikannya. Beberapa tugas pekerjaan asisten
pustakawanmeliputi kegiatan rutin, menyusun materi perpustakaan di rak,
peminjaman, mengembalikanmateri perpustakaanke rak serta pengolahanmateri
perpustakaan.
3.4 Kerjasama antara Guru dan
Pustakawan Sekolah
Kerjasama antara guru dan pustakawan
sekolah merupakan halpenting dalam
memaksimalkan potensi layanan
perpustakaan. Guru dan pustakawan sekolahbekerja bersama guna pencapaian
halberikut:
•mengembangkan, melatih dan
mengevaluasi pembelajaran murid lintaskurikulum
•mengembangkan dan mengevaluasi
keterampilandan pengetahuan informasi murid
•mengembangkan rancangan pelajaran
•mempersiapkan dan melaksanakan
pekerjaan proyek khusus di lingkungan
pembelajaranyang lebih luas,
termasuk di perpustakaan
•mempersiapkan dan melaksanakan
program membaca dan kegiatan budaya
•mengintegrasikan teknologi
informasi ke dalam kurikulum
•menjelaskankepada para orang tua
murid mengenai pentingnya perpustakaan sekolah
3.5 Keterampilan Tenaga
Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah adalah sebuah
jasa yang ditujukan kepada semua angggota komunitas sekolah: peserta didik,
guru, administrator, komite sekolah dan orang tua murid. Semua kelompok
tersebut memerlukan keterampilan komunikasi dan kerjasama secara khusus.
Pengguna utama perpustakaan sekolah
adalahpeserta didik dan guru, di samping
kelompok profesional lainnya seperti
para administrator dan komite sekolah.
Kualitas dan keterampilan mendasar
yang diharapkan dari tenaga perpustakaan sekolah didefinisikan sebagai berikut:
•Kemampuan berkomunikasi secara
positif dan terbuka dengananak dan orang dewasa
•Kemampuanmemahamikebutuhanpengguna
•Kemampuanbekerja sama dengan
perorangan sertakelompok di dalam dan di luar komunitas sekolah
•Memilikipengetahuan dan
pemahamanmengenaikeanekaragamanbudaya
•Memilikipengetahuan mengenai
metodologi pembelajaran dan teori pendidikan
•Memilikiketrampilaninformasi
sertabagaimana menggunakannya
•Memilikipengetahuan mengenaimateri
perpustakaan yang membentuk koleksi perpustakaan sertabagaimana mengaksesnya
•Memilikipengetahuan mengenai bacaan
anak,media dan ke budayaan
•Memilikipengetahuan
sertaketerampilan di bidang manajemen dan pemasaran
•Memilikipengetahuansertaketerampilan
di bidang teknologi informasi
3.6 Tugas Pustakawan Sekolah
Pustakawan sekolah diharapkan mampu
melakukan tugas berikut:
•menganalisis sumberdankebutuhan
informasi komunitas sekolah
•memformulasi dan mengimplementasi
kebijakan pengembangan jasa
•mengembangkan kebijakan dan sistim
pengadaan sumberdaya perpustakaan
•mengkatalog dan mengklasifikasi
materi perpustakaan
•melatih cara penggunaan
perpustakaan
•melatihpengetahuandan keterampilan
informasi
•membantumurid dan guru mengenai
penggunaan sumberdaya perpustakaan dan teknologi informasi
•menjawab pertanyaan referensi dan
informasi dengan menggunakan berbagai materi yangtepat
•mempromosikanprogram membaca dan
kegiatan budaya
•ikut sertadalam kegiatan
perencanaan terkait denganimplementasikurikulum
•ikut serta dalam persiapan,
implementasi dan evaluasi aktivitas pembelajaran
•mempromosikan evaluasi jasa
perpustakaan sebagai bagian dari sistem evaluasi sekolahsecara menyeluruh
•membangun kemitraan
denganorganisasi di luar sekolah
•merancang dan mengimplementasi
anggaran
•mendisain perencanaan strategis
•mengelola dan melatih tenaga
perpustakaan
3.7 Standar Etika
Tenaga perpustakaan sekolah
mempunyai tanggung jawab untuk menerapkanstandar etika yang tinggi dalam
hubungannya dengan semua anggota komunitas sekolah. Semua pengguna harus diperlakuan
atas dasarsama tanpa membedakan kemampuan dan latar belakang mereka. Jasa
perpustakaan hendaknyadisesuaikan dengan kebutuhan pengguna individual. Guna
memperkuat peran perpustakaan sekolah sebagai lingkungan pembelajaran yang
terbuka dan aman, maka tenaga perpustakaan hendaknyamenekankan fungsi
merekasebagai penasihat ketimbang sebagai instruktur dalam pengertian
tradisional. Artinya, yang paling penting dan utama adalah agar mereka harus
mencoba untuk dapat melihat dari sudut pandang pengguna perpustakaan dan tidak
bias atau cenderung pada sudut pandang mereka sendiri di dalam menyediakan jasa
perpustakaan.
BAB 4.PROGRAM DAN KEGIATAN
“Perpustakaan sekolah bagianintegral
dalamproses pendidikan”
4.1 Program
Di dalam program pengembangan
kurikulum dan pendidikan nasional, perpustakaan sekolah hendaknyadipandang
sebagai bagian penting guna memenuhiberbagai tujuan yang berkaitan dengan hal
berikut:
•literasi informasi untuk
semua,dikembangkandanditerimasecara bertahap melalui sistem sekolah
•ketersediaansumber dayainformasi
bagimurid pada semuatingkat pendidikan
•membuka penyebaran informasi dan
pengetahuan bagisemua kelompok murid sebagai pelaksanaan hakdemokrasi danasasi
manusia
Pada tingkat nasional maupun lokal,
disarankan agar memilikiprogram yang dirancangbangun secara khusus untuk tujuan
pengembangan perpustakaan sekolah. Programtersebut mungkin meliputitujuan
dankegiatanyang berbeda-beda menurut konteksnya. Berikut ini beberapa contoh
kegiatan:
•mengembangkan dan menerbitkan
berbagai standar dan panduan nasional dan lokal untukperpustakaan sekolah
•menyediakanmodel perpustakaanuntuk
menunjukkanperpustakaan percontohan
•membentuk komite perpustakaan
sekolah di tingkat nasional dan lokal
•mendisain kerangka kerja formal
untuk kerjasama antara perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum di tingkat
nasional dan lokal
•memprakarsai dan menawarkanprogram
pelatihanpustakawan sekolah
profesional
•menyediakan dana untukproyek
perpustakaan sekolah, sepertikampanye
membaca
•memprakarsaidan mendanai proyek penelitian
yang berkaitan dengan kegiatan dan pengembangan perpustakaan sekolah
4.2 KerjasamadanPemanfaatanBersama
dengan Perpustakaan Umum
Guna menyempurnakanjasa perpustakaan
bagi anak-anak dan remaja di komunitas tertentu, disarankan agar perpustakaan
sekolah bekerja sama dengan perpustakaan umum.
Perjanjian kerjasama secara tertulis
hendaknyamencakup butirberikut:
•ketentuanumum kerjasama
•spesifikasi dan definisi bidang
kerjasama
•penjelasan implikasi biaya dan
bagaimana biaya ditanggung bersama
•perkiraan waktu, yaitu untuk berapa
lama kerjasama akan berlangsung
Contoh cakupan kerjasama ialah
sebagai berikut:
•pelatihan bersama ketenagaan
•kerjasama pengembangan koleksi
•kerjasama program kegiatan
•koordinasi jasa perpustakaan dan
jejaring elektronik
•kerjasama dalam pengembangan
piranti/peralatan belajar dan pendidikan pemakai perpustakaan
•kunjungan kelas ke perpustakaan
umum
•membaca bersama dan promosi
literasi
•pemasaran bersama jasa perpustakaan
kepada anak-anak dan remaja
4.3 Kegiatan di Tingkat Sekolah
Perpustakaan sekolah harus mencakup
berbagai kegiatan secara luas dan harus berperan
penting guna mencapai misi dan visi
sekolah. Semuanya harus ditujukan guna melayani pengguna potensial di dalam
komunitas sekolahdan guna memenuhi kebutuhan tertentu dan berbeda-beda dari
berbagai kelompok sasaran.
Berbagai program dan kegiatan
tersebut harus didisain melalui kerjasama erat dengan:
•kepala sekolah/guru kepala
•para kepala unit kerja
•para guru
•tenaga pendukung
•para murid
Kepuasan para pengguna perpustakaantergantung
pada kemampuan perpustakaan sekolah dalammengidentifikasi kebutuhan pengguna
perorangan maupun kelompok, serta kemampuan perpustakaan sekolah untuk
mengembangkan berbagai jasa perpustakaan yang mencerminkankebutuhanperubahandi
komunitas sekolah.
Kepala Sekolah dan Perpustakaan
Sekolah
Kepala sekolah sebagai pemimpin
sekolah dan tenaga utama yang memberikan kerangka kerja dan suasana untuk
mengimplimentasi kurikulum, kepala sekolah hendaknyamengakui pentingnya jasa
perpustakaan sekolah yang efektif serta mendorong pemanfaatannya.
Kepala sekolah hendaknyabekerja erat
dengan perpustakaan dalammendisainrencana pengembangan,terutama dalam
bidangprogram literasi informasi dan promosi membaca. Pada saat
rencanadilaksanakan, kepala sekolah hendaknya menjaminpenjadwalanwaktu dan
sumberdaya yang luwesuntuk memungkinkanguru dan murid mengakses ke
perpustakaanbesertalayanannya.
Kepala sekolah hendaknya juga
memastikan adanyakerjasama antaraguru dan tenaga perpustakaan. Kepala
sekolahharus memastikanbahwapustakawan sekolah ikut serta dalam kegiatan
pengajaran, perencanaan kurikulum, pengembangan tenaga berlanjut, evaluasi
program dan asesmen pembelajaran murid.
Di dalam evaluasi sekolah secara
menyeluruh, kepala sekolah hendaknyamemasukkan evaluasi perpustakaan (lihat Bab
1) dan menekankansumbangan penting jasa perpustakaan sekolah yang kuat dalam
pencapaian standar pendidikan yang telah ditetapkan.
Kepala Unit kerja dan Perpustakaan
Sekolah
Semua kepala unit kerja di sekolah,
masing-masing bertanggung jawabmelakukan pekerjaan secara profesionaldan
hendaknyabekerja sama dengan perpustakaan agar semua sumber informasi dan jasa
perpustakaan mencakup kebutuhan khusus bidang subjek dariunit kerja. Seperti
halnya dengan kepala sekolah, makakepala unit kerja hendaknyamelibatkan
perpustakaan dalam perencanaan pengembangan dan memberikanperhatian khusus ke
perpustakaan sebagai bagian pentingdari lingkungan pembelajaran dan sebagai
pusat sumber daya pembelajaran.
Guru dan Perpustakaan
Kerjasama antara guru dan pustakawan
telah diuraikan pada Seksi 3.4. Beberapa aspek tambahan akan disampaikan secara
ringkas berikut ini.
Filosofi pendidikan
gurumembentuklandasan ideologis pemikiran mengenai pemilihan metode pengajaran.
Beberapa metode yang berlandaskan sudut pandang tradisional yang berpendapat
bahwagurudan buku ajar sebagai sumber pembelajaran paling penting tidak
mengandalkan peran perpustakaan sekolah dalam proses pembelajaran. Bila sudut
pandang ini digabungkan dengan keinginan kuat untuk menutup ruang kelas dan melakukan
pengawasan ketat pada aktivitas pembelajaran murid,maka perpustakaan akan
semakin jauh dari pikiran para guru tersebut sebagaipendukung kuat informasi.
Bahkanjika sebagian besar guruberpihak padaideologi guru sebagai ’bank
pendidikan’dan karena itu memandang murid sebagai gudangpasif yang perlu diisi
dengan caramentransfer pengetahuan yang ada di benak guru ke murid, tetap
penting bagi perpustakaan untuk menemukan perannyasebagai jasa pendukung yang
dikaitkandengan kurikulum. Strategi yang berguna untuk membangun kemitraan
dalam pembelajaran pada kerangka pemikiran tradisional sebagaimana telah
diuraikan di atas,dapat diupayakan dengan mempromosikan jasa perpustakaan
terutama bagiguru. Promosi tersebut hendaknya menunjukkan pokok-pokok sebagai
berikut:
•kemampuan perpustakaan untuk
menyediakan sumberdayabagi para guru akan memperluas pengetahuan subjek mereka
atau memperbaiki metodologi pengajaran guru.
•kemampuan perpustakaan untuk
menyediakansumberdayauntuk berbagaistrategi evaluasi danasesmen kajian yang
berbeda-beda
•kemampuan perpustakaan untuk
menjadi mitra kerja dalam merencanakantugas yang dikerjakan di ruang kelas
•kemampuan perpustakaanmembantuguru
menangani situasi ruang kelas yang heterogin dengan cara memberikan jasa khusus
bagi mereka yang membutuhkan lebih banyak bantuan dan untuk mereka yang
memerlukan lebih banyak stimulasi
•perpustakaan sebagai pintu gerbang
ke desa global melalui jasa pinjam antar perpustakaan dan jaringanelektronik.
Guru yang memilikipemikiranprogresif
dan ideologi pendidikan yang lebih terbuka, cenderung menjadi pengguna
perpustakaan yang lebih tekun. Tambahan menyangkut fungsi dan kemungkinan yang
telah disebutkan di atas, guru menempatkanperpustakaan sebagai tempat
belajar, dan dengan bertindak demikian, guruakan bergeserdari metode
pengajaran tradisional. Untuk
dapatmengaktifkanmurid dalam proses pembelajaran dan mengembangkan keterampilan
belajar secara mandiri,guru dapat bekerja sama dengan
perpustakaandalam bidang sebagai
berikut:
•literasi informasi dengan
mengembangkan semangat bertanya darimurid dan mendidik mereka menjadi pengguna
informasi yang kreatif dan kritis
•kerja dan tugas proyek
•memotivasi membaca pada semua
tingkat/kelas, baik perorangan maupun kelompok
Murid dan Perpustakaan
Murid merupakan kelompok sasaran
utama perpustakaan sekolah. Penting adanya
kerjasama dengan anggota lain
komunitas sekolah karena hal itudemiuntuk kepentingan murid.
Murid dapat menggunakan perpustakaan
untuk berbagai keperluan. Penggunaan
perpustakaan harus dirasakan sebagai
lingkungan pembelajaranyang tidak menakutkan, bebas, terbuka tempat murid dapat
mengerjakan semuatugas, baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok.
Aktivitas murid di perpustakaanpada
umumnya meliputi halberikut:
•pekerjaan rumah tradisional
•pekerjaan proyek dan tugas
pemecahanmasalah
•mencari dan menggunakan informasi
•membuat laporan dan karya untuk
disajikan di depanguru atau murid
Penggunaan Internet
Sumberdaya elektronikyang baru
merupakan tantangan tersendiribagipengguna perpustakaan. Penggunaan sumber daya
elektronik yang barudapat sangat membingungkan.Pustakawan dapat memberikan
bantuan guna memperlihatkan bahwa sumberdaya ini hanyalah sekedar alat dalam
proses belajar-mengajar; yaitumerupakan alat untuk mencapai tujuan danbukan
merupakan tujuan.
Pengguna mengalami frustrasi pada
saat mencari informasi, karena mereka berpikirjika mereka dapat mengakses
Internet, maka kebutuhan informasinya akan terselesaikan. Kenyataannya tidaklah
seperti itu. Pustakawan dapat membantu pengguna Internet dandapat mengurangi
frustrasi sebagai akibat penelusuraninformasi.Hal yang penting di sini adalah
untuk memilih informasi yang relevan dan bermutudari Internet dalam
waktusesingkat mungkin. Murid sendiri secara pelan-pelan namun pasti akan
mengembangkan kemampuan untuk melokasi, mensintesiskan, dan memadukaninformasi
dan pengetahuan baru dari semua disiplin ilmu dalam koleksi sumber daya. Untuk
memprakarsaidan melakukan berbagai program literasi informasi sampai berhasil
merupakansalah satu tugaspenting perpustakaan. (Lihat Seksi ‘Guru dan
Perpustakaan’ yang telah diuraikan sebelumnya, sebagai bahan pertimbangan lebih
lanjut).
Fungsi KulturalPerpustakaan Sekolah
Perpustakaan dapat dimanfaatkan
secara informal sebagai lingkungan yang indah,
berbudaya serta merangsang yang
memiliki sumber daya berupamajalah, novel dan terbitan lain serta audio-visual.
Peristiwa penting dapat
diselenggarakan di perpustakaan, misalnya kegiatan pameran, kunjungan
pengarang dan hari literasi internasional. Jika tersediaruangan yang mencukupi,murid
dapat menyelenggarakan pertunjukan yang diilhami olehbacaandi depanpara orang
tua dan murid lainnya,dan pustakawan dapat mengorganisasi kegiatan bedah buku
danmendongeng untuk murid yang lebih muda. Pustakawan hendaknyadapat merangsangminat
membaca dan mengorganisasi program promosi membaca guna mengembangkanapresiasi
pada literatur. Aktivitas yang ditujukan untuk mendorong minat baca mencakup
aspek kultural dan pembelajaran. Ada kaitan langsung antara
tingkat kemampuan membaca dan hasil pembelajaran. Dalam pendekatannya,
pustakawan hendaknya bersikap pragmatis dan luwes pada waktu menyediakan
bahan bacaan bagi pengguna dan membantu preferensi pembaca perorangan dengan
mengakuihakpribadi masing-masing. Dengan membaca literatur berupa fiksi dan
non-fiksi yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkatannya, maka murid dirangsang
dalam proses sosialisasi dan pengembangankepribadian.
Kerjasama dengan Orang Tua Murid
Kebiasaan menyertakan orang tua dan
wali muriddalam aktivitas sekolah berbeda-beda diberbagai negara. Perpustakaan
dapat memberikan kesempatan penyertaan orang tua murid dalam berbagai kegiatan
sekolah. Sebagai tenaga relawan, mereka dapat menolongtugas praktis dan
membantu tenaga perpustakaan. Mereka dapat berpartisipasi dalam program promosi
membaca, dengan menjadi motivator di rumah dalam kegiatan membaca anak-anak
mereka. Mereka dapat juga ambil bagian dalam kelompok diskusibacaan bersama
anak-anak mereka dan dengan demikianmemberikan sumbangan, dalam cara pembelajar
unggul, hasil aktivitas membaca..Cara lain untuk melibatkan orang tua
muridialah membentuk kelompok ‘sahabat perpustakaan’. Kelompok semacam ini
dapat menyediakandana ekstra untuk berbagai kegiatan perpustakaan dan dapat
membantu perpustakaan untuk mengorganisasi kegiatan peristiwakultural khusus
yangmemerlukan lebih banyakbiaya tambahandariapada yang dapat
disediakanperpustakaan.
BAB 5.
PROMOSIPERPUSTAKAANDANPEMBELAJARAN
5.1 Promosi
Jasa dan fasilitas yang
disediakanperpustakaansekolah harus aktif dipromosikan sehingga berbagai
kelompok sasaran selalu menyadari peran utamanya sebagai mitra dalam
pembelajarandan sebagai pintu gerbang kesemua jenis sumber informasi. Berbagai
kelompok sasaran tersebut telah diuraikan di beberapa babsebelumnya. Mereka
adalah para kepala sekolah dan anggota kelompok manajemen sekolah, para kepala
unit kerja sekolah, guru murid, para eksekutif pemerintahan dan orang tua
murid. Dengan demikian berbagai macam promosi harus disesuaikan dengan berbagai
kelompok sasaran yang berbeda-beda.
5.2 Kebijakan Pemasaran
Perpustakaan sekolah
hendaknyamempunyai kebijakan tertulis menyangkutpemasaran dan promosi, merinci
berbagai sasarandan strategi. Kebijakan ini harus dikerjakan bersama-sama
dengan manajemen sekolah danstaf pengajar.
Dokumen kebijakan ini hendaknyamemuat
unsurberikut:
•sasarandan strategi
•rencana tindakan agar pasti tujuan
tercapai
•metode evaluasi
Berbagai tindakan yang
diperlukanakanberbeda-beda tergantung padasasaran dan kondisi setempat.
Beberapa isu penting diuraikan berikut ini sebagai satu cara
penggambaran kebijakan :
•memulai dan mengoperasionalkan
situs Web perpustakaan sekolah guna
mempromosikan jasa perpustakaan
danterhubung dengan situs Web serta portallain yang berkaitan
•menyelenggarakan berbagai pameran
•membuat terbitan berisi informasi
mengenai jam buka, jasa dan koleksi
perpustakaan sekolah
•mempersiapkan dan menyebarluaskan
bermacam daftar sumber informasidan pamflet yang berkaitan dengan kurikulum dan
berbagai topik lintas kurikulum
•memberikan informasi tentang
perpustakaan padapertemuan murid baru dan orang tua mereka
•membentuk bermacam kelompok
‘sahabat perpustakaan’ bagi para orang tua murid dan lainnya
•menyelenggarakan pameranbuku,
kampanyemembaca dan literasi
•membuat rambu, tanda, markayang
efektif di dalam dan di luar perpustakaan
•menjadi penghubung ke organisasi
lain setempat (misalnya,perpustakaan umum, jasa museum dan organisasisejarah
setempat).
Rencana tindak tersebut
hendaknyadievaluasi, dibahas ulang dan direvisisetiap tahun, dan seluruh
dokumen kebijakanhendaknyadibahasbersama paling sedikit sekali setiap dua
tahun.
5.3 Pendidikan Pemakai
Kursus dan program berbasis
perpustakaan yang ditujukanpada murid dan gurutentangbagaimanacara menggunakan
perpustakaan, pada hakekatnya merupakan alat pemasaran paling efektif. Karena
alasan inilah, maka sangatlah penting bahwa kursus danpelatihan semacam
itudidisain sebaik-baiknya sertamempunyai cakupanluas dan seimbang. Karena
program ini memainkanperan utama di perpustakaan, maka sudahlah tepat
memperhatikannya sebagaimana telah diuraikan pada Bab 4. Namun demikian aspek
pemasaran semua jenis pendidikan pemakai, demikian penting sehingga lebih cocok
dibahaspada bab ini.
Pelatihan yang didisain khusus untuk
guru hendaknyamemberikan bimbingan yang jelas mengenai peran perpustakaan di
dalam kegiatan belajar-mengajar serta bantuan yang tersedia dari
stafperpustakaan. Pelatihan semacam ini hendaknya secara khusus menekankan
pelatihan praktis dalam mencari informasi yang berhubungandengan mata pelajaran
yang diajarkan guru. Melalui pengalaman mereka dalam mencari sumber informasi
yang sesuai, guru akan semakin memiliki pemahaman yang lebih
dalammengenaibagaimana perpustakaan dapat melengkapi tugas kelas serta
diintegrasikanke topik kurikulum.
Seperti halnya dengan berbagai program
di sekolah, bermacam komponen pada pelatihan bagi murid disampaikan berurutan
secara logis untuk meningkatkankemajuan dan Kesinambungan dalam pembelajaran
murid. Hal ini berarti bahwaketerampilan dan sumberdayainformasi harus
diperkenalkan secara progresifmelaluitahap dan tingkatan.
Pustakawan sekolah mempunyai
tanggung jawab utama dalam berbagai program
pendidikan pemakai, namun harus
bekerja sama dengan para guru, dan mengusahakanagar bermacam komponen mata
pelajaran dapat terkait erat sesuaikurikulum. Guru harus selalu hadir pada saat
para murid mengikuti berbagai program pelatihan perpustakaan dan mereka dapat
bertindak sebagai penasihat serta bekerja sama dengan pustakawan.
Di dalam pendidikan pemakai ada 3
ranahtenaga pendidikan yang perlu diperhatikan:
•pengetahuan mengenai perpustakaan;
apa tujuannya, berbagai jasa yang tersedia, bagaimana
diorganisasisertasumberdayaapa saja yang tersedia
•keterampilan mencari dan
menggunakan informasi, menggunakanmotivasiuntukmendayagunakanperpustakaan untuk
belajar pembelajaran secara formal maupun informal.
5.4 ModelProgramKeterampilanStudidanLiterasi
Informasi
Filosofi
Murid melekinformasihendaknya
pembelajarmandiri yang kompeten. Merekasadar dan mengenaikebutuhan informasinya
dan secara aktif terlibat kegiatan dunia ide. Mereka hendaknya menunjukkanrasa
percaya diridalam kemampuan untuk memecahkan masalah dan tahu informasi
yangrelevan dengan hal itu. Merekahendaknya mampu mengelola perangkat teknologi
untuk mengakses informasi dan berkomunikasi.Mereka hendaknya mampu untuk
bekerja dengan nyamandalam situasi di mana terdapat beberapa jawaban jamak,
termasuk jika tidak ada jawaban sama sekali. Merekahendaknya memegang
teguhstandar yang tinggidalam pekerjaannnya dan serta menciptakan
produkberkualitas. Muridmelek informasihendaknya luwes, mampu beradaptasi
terhadap perubahan, serta mampu bekerja baik secara perorangan maupun bekerja
kelompok.
Panduan literasi informasi
menyediakanbagi semua murid prosespembelajaran yang dapat ditransfer secara
lintaskawasan isijuga dari lingkungan akademikke kehidupan nyata. Panduan ini
menguraikan halberikut ini:
•murid hendaknya mengkonstrukmakna
dariinformasi
•murid hendaknya menciptakan produk
bermutu
•muridhendaknya belajar mandiri
•muridhendaknyaberpartisipasi secara
efektif sebagai anggota kelompok kerja
•murid hendaknya menggunakan
informasi dan teknologi informasi secara
bertanggung jawab dan etis.
Keterampilan belajar dapat
memberikan kontribusi kepada ‘filosofi’ ini agar terus
berlangsung dan dicakup dalam daftar
berikut ini:
•keterampilan belajararahan sendiri
•keterampilan bekerjasama
•keterampilan merencanakan
•keterampilan melokasi dan
pengumpulan
•keterampilan menyeleksi dan menilai
•keterampilan mengorganisasi dan
merekam
•keterampilan mengkomunikasikan dan
melaksanakan
•mengevaluasi.
Keterampilan BelajarArahan Sendiri
Keterampilan belajar arahan sendiri
sendirisangat kritis dalam pengembangan
pembelajaran sepanjang hayat.Para
peserta didik mandiri harus mampu menciptakan sasaran informasi secara jelas
serta mengelola perkembangannya agar tujuan tercapai.
Mereka hendaknyamampu
menggunakansumber media untuk kebutuhan serta pribadi, mencari jawaban atas
pertanyaan, menimbangperspektif alternatif dan mengevaluasi sudut pandang yang
berlainan. Mereka hendaknyamampu bertanya untuk memperoleh bantuan dan
mengetahui organisasi dan struktur perpustakaan. Pustakawan memainkan peran
penting sebagai mitra pembelajar, menasehati, para murid pada tahap aktivitas
pembelajaran.
Keterampilan Bekerjasama
Perpustakaan sekolah merupakan
tempat berkumpulnya orang-orangyang beraneka ragam dengan sumber dan teknologi
yang bermacam-macam. Jika beberapa murid bekerja dalam suatu kelompok, mereka
belajar untuk mempertahankan pendapat serta bagaimana mengkritikberbagai
pendapat secara konstruktif. Merekamengakui ideyang berbeda dan menghormati
latar belakang dan gaya pembelajaranorang lain. Di samping itu, mereka
menciptakan berbagai proyek yang mencerminkan berbagai perbedaan individualdan
memberikan sumbangan dalam mensintesiskan tugas perorangan menjadi produk
akhir.
Pustakawan dapat bertindak sebagai
penasihat kelompok dan memberikan bantuan sebanyak mungkin pada saat mereka
menggunakan perpustakaan sebagai sumber untuk kegiatan memecahkan masalah.
Keterampilan Perencanaan
Keterampilan merencanakan merupakan
prasyarat penting untuk setiap tugas penelitian, proyek, karya tulis atau
topik. Pada tahap awal proses pembelajaran, aktivitas seperti curah pendapat,
menyusunpertanyaandan identifikasi katakunci memerlukan kreativitasdisamping juga
praktek berkala.
Murid yang terampil dalam
perencanaan hendaknyamampu mengembangkan sasaran, menjelaskan masalah yang akan
dicari pemecahannya dan mendisain metode kerja untuk keperluan tersebut.
Pustakawan hendaknya dilibatkan dalam proses perencanaan sejauh harapan para
murid. Pustakawan diharapkan memberikan nasihat mengenai sumber daya yang
tersedia dan mengenai kemungkinan adanya jawaban untuk kegiatan yang ditugaskan
sejak awal proses pekerjaan
tersebut.
Keterampilan Melokasi dan
Mengumpulkan Informasi
Melokasi dan mengumpulkan informasi
merupakan keterampilan dasar yang perlu dikuasai para murid agar mereka mampu
menelusur/mencari informasi di perpustakaan sebagai pembelajarmandiri.
Keterampilan ini mencakup pemahaman susunan berdasarkan abjad dan nomor,
menggunakan berbagai jenis alat untuk penelusuran informasi di pangkalan data
di komputer dan Internet. Diperlukan bantuan untuk menguasai keterampilan
melokasi informasi. Semuanya terkait dengan kurikulum keseluruhandan
dikembangkan secara progresif dalam konteks subyek.Latihan untuk keterampilan
ini hendaknyamencakup penggunaan majalah indeks, berbagaisumber rujukandan
jangkauan penuh teknologi informasi. Murid yang kompeten yang menguasai
keterampilan ini akan mampumengintegrasikansemua hasil informasi tersebut pada
saat dia bekerja dengan menggunakan metode yang berbeda-beda sepertisurvei,
wawancara, eksperimen, observasi dan kajiansumber. Pustakawan hendaknya
mendisainpelatihanketerampilan melokasi dan mengumpulkan informasi yang
dapatdisesuaikan dengan kebutuhan khusus perorangan maupun kelompok. Disain
tersebut hendaknyadikerjakan bersama guru.
Secara umum, pelatihan keterampilan
semacam itu merupakan bagian paling penting dalam pendidikan pemakai di
perpustakaan.
Keterampilan Memilihdan Menilai Informasi
Murid perlu mengembangkan
keterampilan berpikir kritis dan evaluatif.Bersama-sama dengan keterampilan
yang telah diuraikan di depan, keterampilan ini penting artinya untuk
memperolehhasiloptimal dari penggunaan perpustakaan
Program yang didisain guna
meningkatkan keterampilan ini, hendaknyamencakup latihan berikut ini:
•membentuk pertanyaan yang tepat
•mengidentifikasi sumber informasi
yang diperkirakan dapat digunakan
•menggunakan bermacam-macam strategi
•menentukan perkiraan
kesesuaianwaktu
•membuat berbagai etika.
Pustakawan hendaknyasecara khusus
memfokuskanpada bimbingan muriddalam hal bagaimana mencari informasi
otoritatif, terkini dan relevanserta bagaimana mendeteksi setiapbias atau
ketidaktepatan. Sejumlah besar cakupan sumber informasiperlu diperiksa,
dibandingkan dan dinilai guna memastikan bahwa hipotesis serta kesimpulan
terbentukberdasarkan landasanpengetahuan yang luas. Murid yang kompeten
hendaknya mampu mengidentifikasi kriteria berkaitan otoritas, kelengkapan,
format dan relevansi, sudut pandang, keandalandan kesesuaian waktu.
Keterampilan Mengorganisasi dan
Mencatat Informasi
Konsepsi tradisional mengenai
fungsiperpustakaanseringkali hanya sebatas kegiatan mengumpulkan dan
memilihinformasi. Kegiatan mengorganisasi dan menggunakaninformasi belum diakui
sepenuhnya. Akan tetapi, di perpustakaan sekolah, kegiatan tersebut merupakan
kegiatan penting sama pentingnya dengan titik awal. Pustakawan hendaknya
membantumuriddalam pengembangan keterampilan ini bila mereka mengerjakan proyek
dan tugaslain. Karena alasan ini, maka pustakawan hendaknyaseorangpakar dalam
kaidah struktural laporan proyek danmembantumurid mengenai bagaimana menulis
tajuk, bab dan daftar pustaka.Di samping itu, ketrampilan muridmeringkas,
mengutip dan menulisdaftar bacaansecara lengkap dan akurat,hendaknya
dikembangkan di perpustakaan serta dibantu oleh pustakawan. Murid yang kompeten
hendaknya sanggupmembuat catatan,menyimpan informasidan menjadikannyasiap untuk
digunakan.
Keterampilan Berkomunikasi dan
Realisasi
Mengintepretasikan informasi dan
memanfaatkannya pada waktu mengerjakan proyek dan tugasmerupakan dua
keterampilan pembelajaran yang paling sulit. Dengan menguasai keterampilan ini,
akan dapat terlihat apakah muridbenar-benar memahami informasiyang mereka sajikan
atau tidak. Mentransformasikan informasi yang telah terkumpul agar benar-
benar dipahamiorang lain merupakan
aktivitas penuh tantangan.
Murid yang kompeten hendaknya
sanggupmemproses informasi sesuai urutan berikut:
•mengintegrasikaninformasi yang berasal
dari bermacam-macam sumber
•membuathubungan berbagai informasi
yang terkumpul
•membuat kesimpulan
•membentuk makna
•membentuk keterkaitan dengan
pengetahuan sebelumnya.
Lebih lagi, murid yang kompeten
hendaknyadapat melakukan hal berikut:
•berkomunikasi secara jelas
•menyatakan tujuan dan kriteria yang
telah ditetapkan
•mendemonstrasikan presentasi secara
efektif.
Peran pustakawan di siniialah
memberi nasihat dan melatihmuridmengenai aktivitas
tersebut sertamenciptakanlingkungan
belajar di perpustakaan yangsesuai dengan
kebutuhan bantuan murid
Keterampilan Mengevaluasi
Tahap terakhir proyek pembelajaran
muridterdiri dari proses mengevaluasi dan hasil
evaluasi. Amatlah penting bagi murid
melakukan pemikiran kritis mengenai usaha mereka
dan apa yang telah mereka capai.
Karena itu murid yang kompeten hendaknya mampu
menyelesaikan hal berikut :
•menghubungkan hasil kegiatan dengan
apa yang direncanakan dan menentukan apakah hasil kegiatan telah mencapai
tujuannya
•menentukan kekuatan dan kelemahan
proyek
•memperlihatkan perbaikan dan
implikasinya untuk tugas masa yang akan datang
Pustakawan hendaknya dilibatkan
dalam proses evaluasi bersama guru atas dasardua alasan. Pertama, agar
diketahui bagaimana perpustakaan telah dikelola guna memenuhi kebutuhan pemakai.
Alasan kedua, agar pustakawan dan perpustakaan mampu berfungsisebagai mitra
pembekajaran yang aktif yang sanggupmemberi gambaranmengenai hubungan antara
proses pembelajarandengan hasil akhir.
Banyak negara, para pejabat setempat
dan berbagai perpustakaan sekolah telah berhasil membuat perencanaan
pendidikanpemakai perpustakaan. Beberapa informasi mengenai haltersebut
tersedia di Internet