Kamis, 16 Mei 2013

Tokoh-tokoh Filsafat yunani kuno Beserta Pemikirannya

Tokoh-tokoh Filsafat yunani kuno Beserta Pemikirannya

Pada Umumnya pemikiran teoritis it memiliki kaitan yang erat dengan lingkungan tempat   pemikiran itu dilakukan dan pemikiran teoritis itu permulaan lahirnya filsafat di Yunani pada abad ke-6 sebelum masehi da Yunani merupakan tempat dimana pemikiran ilmiah mulai tumbuh dan pada zaman itu lahirlah para pemikir yang mengarah dan menyebabkan filsafat itu dilahirkan. Cirri-ciri umum filsafat Yunani adalah rasionalisme. Rasionalisme Yunani itu mencapai puncaknya pada orang-orang sophis untuk melihat rasionalisme sofis perlu dipahami lebih terdahulu latar belakangnya. Latar belakang itu terletak pada pemikiran filsafat yang ada sebelumnya.
Pada bab selanjutnya penulis akan membahas tentang filsafat pra Socrates dan tokoh-tokoh filsafat Yunani kuno beserta pemikirannya. Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal asas atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu.
Dan filsafat pra Socrates ditandai usaha mencari asal (asas) segala sesuatu (arche) tidakkah dibalik keanekaragaman realitas di alam semesta itu hanya satu azas? Thales mengusulkan air, Anaximandros: yang tak terbatas, Anaximenes: api-udara-tanah-air, Pythagoras dikenal oleh sekolah yang didirikannya untuk merenungkan hal itu. Herakleitos mengajar bahwa segala Sesuatu mengalir


A. Masa Pemikiran Filsafat pra-Socrates
Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu. Baik dunia maupun manusia para pemikir atau ahli filsafat yang disebut orang bijak yang mencari-cari jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut. Sedangkan arti filsafat itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia artinya bijaksana/pemikir yang menyelidiki tentang kebenaran-kebenaran yang sebenarnya untuk menyangkal dongeng-dongeng ataui mite-mite yang diterima dari agama.
Pemikiran filusuf inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik dunia maupun manusia yang menyebablan akal manusia tidak puas dengan keterangan dongeng atau mite-mite tersebut dengan dimulai oleh akal manusia untuk mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam semesta yang menakjubkan itu.
Mite-mite tentang pelangi atau bianglala adalah tempat para bidadari turun dari surge, mite ini disanggah oleh Xenophanes bahwa “pelangi adalah awan” dan pendapat Anaxagoras bahwa pelangi adalah pemantulan matahari pada awan (pendapat ini adalah pendapat pemikir yang menggunakan akal). 

Dimana pendekatan yang rasional demikian menghasilkan suatu pendapat yang dikontrol, dapat diteliti oleh akal dan dapat diperdebatkan kebenarannya. Para pemikir filsafat yang pertama hidup dimiletos kira-kira pada abadke 6 SM, dimana pada abad tersebut pemikiran mereka disimpulkan dari potongan-potongan yang diberitakan oleh manusia dikemudian hari atau zaman.
Dan dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam artinya para ahli fikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang menjadi sasaran para ahli filsafat teresbut (obyek pemikirannya adalah alam semesta).
Tujuan filosofi mereka adalah memikirkan soal alam besar dari mana terjadinya alam itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka, pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat majuu, rasioanl dan radikal. Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan alam seperti apa yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya lebih jauh. Sedang dilain pihak orang cukup puas menerima keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek moyang.
B. Beberapa Tokoh Filsafat Yunani Para filosof itu tergolong dalam filosof alam. Para filosof alam tersebut tidak mempercayai cerita-cerita yang demikian dan menganggapnya sebagai takhayul yang tidak masuk akal, karena itulah mereka berusaha untik mendapatkan keterangan tentang inti dasar alam itu dari daya pikirnya sendiri, maka mereka pantas mendapat sebutan sebagai pemikir yang radikal karena pemikiran mereka sampai pada akar (radik=akar) dari alam yang dipersoalkan.
a) Thales (625-545 SM)

Thales adalah seorang saudagar yang banyak berlayar ke negeri Mesir, ia juga seorang ahli politik yang terkenal di Miletos saat itu masih ada kesempatan baginya untuk mempelajari ilmu matematik dan astronomi. Ada yagn mengatakan bahwa Thales mempergunakan kepintarannya itu sebagai ahli nujum. Karena pada suatu waktu ia pernah meramalkan aka nada gerhana matahari pada bulan itu dan tahun itu dan ramalan itu benar. Hal itu menyatakan bahwa ia mengetahui ilmu matematik orang Babilonia yang sangat tersohor pada waktu itu.
Dengan jala berfikir Thales mendapat keputusan tentang soal besar yang senantiasa mengikat perhatian; apa asal alam itu? Apa yang menjadi sebab penghabisan dari segala yang ada? Berdasarkan pengalamannya sehari-hari dijadikanlah pikirannya untuk menyusun bangun alam sebagai orang pesisir ia dapat melihat bahwa air laut menjadi smber hidup. Thales pula kemegahan air laut yang menjadikan ia takjub. Demikianlah laut meyebarkan bibit seluruh dunia yang menjadi dasar penghidupan. Pandangan pikirannya menyatukan semua pada air.


b) Anaximandros (640-547)
Anaximandros adalah salah satu murid Thales. Anaximandros adalah seorang ahli astronomi dan ilmu bumi. Meskipun oa murid Thales namun ia mempunyai prinsip dasar alam satu akan tetapi bukanlah dari jenis benda alam seperti air sebagai mana yang dikatakan oleh gurunya.
Prinsip dasar alam haruslah dari jenis yang tak terhuitung dan tak terbatas yang oleh dia disebut Apeiron yaitu zat yang tak terhingga dan tak terbatas dan tidak dapat dirupakan tidak ada persamaannya dengan apapun. Meskipun tentang teori asalm kejadian alam tidak begitu jelas namun dia adalah seorang yang cakap dan cerdas dia tidak mengenal ajaran Islam atau yang lainnya.

c) Anaximenes (585-494 SM)
Menurut Anaximenes prinsip yang merupakan asal usul segala sesuatu adalah udara. Udara melahirkan semua benda dalam alam semesta ini karena suatu proses “pemadatan dan pengeceran”, kalau udara semakin bertambah maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah dan akhirnya batu. Sebaliknya kalau udara itu menjadi encer yang timbul adalah api.
Pandangan Anaximenes tentang susunan jagat raya pasti merupakan kemunduran dibandingkan dengan Anaximandros. Menurut Anaximenes bumi yang berupa meja bundar katanya melayang diatas udara. Demikian pun matahari, bulan dan bintang-bintang. Badan-badan jasad raya itu tidak terbenam dibawah bumi sebagaimana yang dipikirkan Anaximandros tetapi mengelilingi bumi yang datar itu, matahari lenyap pada waktu malam karena tertutup dibelakang bagian-bagian tinggi.

d) Pythagoras (580-500 SM)
Pythagoras lahir dipulau Samos yang termasuk daerah Ionia dalam kota ini Pythagoras mendirikan suatu tarekat beragama yang sifat-sifatnya akan dibicarakan di bawah ini. Tarekat yang didirikan Pythagoras bersifat religious, mereka menghomati dewa Apollo.
Menurut kepercayaan Pythagoras manusia asalnya tuhan jiwa itu adalah penjelmaan dari tuhan yang jatuh kedunia karena berdosa dan dia akan kembali kelangit kedalam lingkungan tuhban bermula, apabila sudah habis dicuci dosanya itu, hidup didunia ini adalah persediaan buat akhirat. Sebab itu semula dari sini dikerjakan hidup untuk hari kemudian. Pythagoras tersebut juga sebagai ahli pikir. Terutama dalam ilmu matematik dan ilmu berhitung. Falsafah pemikirannya banyak diilhami oleh rahasia angka-angka. Dunia angka adalah dunia kepastian dan dunia ini erat hubungannya dengan dunia bentuk. Dari sini dapat dilihat kecakapannya dia dalam matematik mempengaruhi terhadap pemikiran filsafatnya sehingga pada segala keadaan ia melihat dari angka-angka dan merupakan paduan dari unsure angka.


e) Heraklitosn (540-480 SM)
Ia lahir dikota Ephesos diasi minor, ia mempunyai pendangan yang berbeda dengn filosof-filosof sebelumnya. Ia menyatakan bahwa asal segala suatu hanyalah satu yakni api.
Ia memandang bahwa api sebagai anasir yang asal pandangannyasemata-mat tidak terikat pada alam luaran, alam besar, seperti pandangan filosof-filosof Miletos. Segala kejadian didunia ini serupa dengan api yang tidak putusnya dengan bergantu-ganti memakan dan menghidupi dirinya sendiri segala permulaan adalah mula dari akhirnya. Segala hidup mula dari pada matinya. Didunia ini tidak ada yang tetap semuanya mengalir. Tidak sulit untuk mengerti apa sebab Heraklitos memilih api. Nyala api senantiasa memakan bahan bakar yang baru dan bahan bakar itu dan berubah menjadi abu dan asap. Oleh karena itu api cocok sekali untuk melambangkan suatu kesatuan dalam perubahan.

Selasa, 14 Mei 2013

Pengertian Katalog dan katalogisasi, Bentuk dan Fungsi


                                                                                                                                            .                                                                                            palembang,14-mei-2013
Ucapan terimahkasih.
           saya terimah kasih Allahswt yg telah memberikan segalanya bagi saya dan sekeluarga.
dan saya juga berterimahkasih untuk ke2 orang tua saya yg selalu memberikan semangat. untuk keluarga saya dan Teman-teman terimahkasih karna selalu ada didekat saya disaat saya susah maupun senang.

                                             Bangga jadi pustakawan
  • Awalnya saya tidak pernah mendengar Tentang pustakawan....??

        apa itu pustakawan ..?? 
  • karena rasa ingin tahu saya yg begitu besar serta semangat ingin Suksesnya saya _akhirnya saja bersikeras untuk menyelidiki apa itu pustakawan_ dan bagaimana meraih kesuksesan dari objek tersebut.
  • saya sekarang masih kuliah di IAIN Radenfattah palembang. saya mengambil jurusan Ilmu perpustakaan. 

BANGGA JADI PUSTAKAWAN_ mungkin sekarang hanya itu saja kata-kata yg membuat saya semangat untuk saat ini. dan mulai dari saat ini saya akan berusaha untuk meraih kesuksesan .
berani gagal itu baik tapi jangan bodoh dalam mengambil keputusan.

Pengertian Katalog dan katalogisasi, Bentuk dan Fungsi

A.    PENGERTIAN KATALOG DAN KATALOGISASI
Katalog atau katalogus dalam pengertian umum adalah daftar nama-nama, tempat dan barang-barang. Katalog dalam pengertian  khusus yakni yang dikenal dalam dunia perpustakaan, adalah daftar  bahan pustaka /  koleksi yang dimiliki oleh satu atau beberapa perpustakaan yang  disusun menurut system tertentu. Bahan pustaka meliputi buku, terbitan berkala, slide, piringan hitam, pita kaset, microfilm, CD ROM dll.
Katalogisasi adalah proses pembuatan katalog. Secara luas kegiatan tersebut dapat dibagi kepada dua (2) macam yaitu katalogisasi deskriptif dan katalogisasi subyek. Katalogisasi deskriptif adalah kegiatan merekam dan mengidentifikasi data bibliografi, yakni data mengenai pengarang, judul, tempat terbit, penerbit, tahun terbit, edisi  dan data buku lainnya yang diperlukan. Katalogisasi subyek ialah proses menentukan tajuk subyek dan nomor klasifikasi. Dalam hal terkahir ini prosesnya disebut juga klasifikasi.
Agar bahan pustaka dapat didayagunakan secara efektif dan efisien, perlu adanya pengolahan  bahan pustaka ( proses kartalogisasi tersebut). Lebih-lebih dengan berkembangnya teknik produksi buku yang mengakibatkan koleksi buku berkembang menjadi besar, maka seamakin terasa perlunya katalog. Tanpa diadakan katalogisasi, mencari buku-buku yang diperlukan akan sulit.  Oleh karena itu pustakawan mencari sarana atau alat yang dapat memberikan gambaran  tentang suatu buku / bahan pustaka  dalam bentuk catatan serta mengatur buku-buku di rak untuk memudahkan menemukan kembali jika diperlukan. Alat itulah yang kemudian disebut katalog atau katalogus.
Untuk memudahkhan proses pertukaran informasi antar perpustakaan atau pusat-pusat informasi lainnya, perlu adanya keseragaman dalam katalogisasi. Maka kemudian pada tahun 1967 diterbitkanlah suatu peraturan / pedoman katalogisasi internasional, yaitu Anglo American Cataloging Rules (AACR2). Dan dalam konteks Indonesia, disusun pula Peraturan Katalogisasi Indonesia, yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional.




B.     FUNGSI DAN BENTUK KATALOG
1.         Fungsi Katalog
Ada beberapa fungsi katalog  antara lain sebagai berikut :
1.      Sebagai wakil ringkas dari dokumen / bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan.
2.      Sebagai sarana untuk menemukan kembali buku yang terdapat dalam koleksi perpustakaan.
3.      Memberikan informasi tentang ada tidaknya suatu buku dalam koleksi perpustakaan.
4.      Membedakan suatu karya dari karya lainnya yang mempunyai ciri yang sama.
5.      Memudahkan pemakai jasa perpustakaan menemukan informasi yang diinginkan  baik dengan pendekatan pengarang,  judul atau subjectnya.

b.      Bentuk-bentuk Katalog
Berikut adalah beberapa bentuk fisik  katalog :
1.      Katalog berbentuk kartu
Katalog ini berukuran 7 X 12 cm. Bentuk inilah yang paling banyak digunakan perpustakaan.  Katalog-katalog yang berbentuk kartu  yang telah tersusun secara sistematis dalam  laci-laci katalog dapat menerima entri-entri baru tanpa merubah susunan yang ada.
2.      Katalog berbentuk lembaran-lembaran lepas, kemudian dibendel (dijilid) menjadi satu atau beberapa berkas setelah disusun menurut system tertentu, contoh : Katalog Perpustakaan Muslim Nasional.
3.      Katalog berbentuk tercetak.
Setelah uraian-uraian katalog disusun menurut system tertentu, kemudian dicetak menjadi semacam bibliografi sebanyak yang diperlukan. Kelebihan bentuk ini  ialah  katalog dapat diperbanyak dan dibawa kemana-mana. Tetapi kelemahannya tidak dapat menerima entri-entri baru. Ini berarti entri baru harus disusun dan dicetak  sebagai suplemen.
4.      Katalog Elektronik
Bentuk katalog ini muncul berkat kemajuan di bidang teknologi informasi seperti komputer. Dalam hal ini katalog berada dalam suatu basis data di komputer, sehingga tidak perlu lagi diadakan penyusunan dengan sistematika tertentu seperti bentuk lainnya. Kelebihan katalog bentuk ini adalah lebih cepat dan mudah diakses, menghemat tenaga dan biaya dalam pembuatannya, dan entri-entri baru dapat dimasukkan setiap saat. Kelemahannya ialah jika listrik padam, maka tidak bisa dipergunakan.
Selanjutnya, dari katalog komputer ini kemudian bisa diformat dalam bentuk CD-ROM. Kelebihannya ia bisa dibawa kemana-mana, tetapi untuk mengaksesnya tetap saja diperlukan perangkat komputer.
Pedoman Pengelolaan Perpustakaan Sekolah

PENDAHULUAN
Manifesto Perpustakaan Sekolah: perpustakaan sekolah dalam pendidikan dan tenaga pendidikan untuk semua,diterbitkan IFLA/UNESCO pada tahun 2000. Terbitan tersebutditerima dengan baik di seluruh dunia dan diterjemahkan kedalambanyak bahasa. Terjemahan baru terus bermunculan dan para pustakawan di seluruh dunia menggunakan Manifesto tersebut untuk meningkatkan peran perpustakaan sekolah di daerah dan negaramasing-masing.
Manifesto tersebut menyatakan:
Setiap Pemerintah melalui kementerian yang bertanggung jawabatasbidang pendidikan harus mengembangkan strategi, kebijakan dan perencanaan yang berkaitan dengan pelaksanaan prinsip-prinsip Manifesto ini.
Panduan ini disusun agar para pengambil kebijakan di tingkat nasional dan lokal di seluruh dunia mengetahui dan memberikan dukungan serta bimbingan dan bimbingankepada komunitas perpustakaan. Panduan ini juga ditulis guna membantu sekolah-sekolah agar dapat menerapkan prinsip yang dinyatakan dalam manifesto ini.
Penulisan naskahpanduan tersebutmelibatkan banyak orang di banyak negara dengan latar belakang situasiyang berbeda-bedaserta mencoba memenuhi kebutuhansemua jenissekolah. Panduan ini harus dibaca dan digunakan dalam konteks setempat. Berbagai lokakarya telah diselenggarakan selama konferensi IFLA; berbagai pertemuan dan diskusi di antara para pakar perpustakaan telah berlangsung baik melalui tatap muka maupun lewat surat elektronik (email). Panduan ini merupakan hasil sejumlah perdebatandan konsultasi.
Untuk itu, para editorpanduan ini mengucapkan terima kasih. Di samping itu, para penyusun juga menyampaikan penghargaan untuk peranserta panitia pengarah seksi perpustakaan sekolah dan pusat sumberdaya, serta berbagai panduan yang berasal dari berbagai negara yang telah disampaikan ke IFLA/UNESCO, khususnya Panduan Perpustakaan Umum yang diterbitkan IFLA pada tahun 2001.
Seksi tersebut juga telah menerbitkan Perpustakaan Sekolah Dewasa ini dan Masa
Mendatang pada tahun 2002. Penyusun berharap bahwa manifesto, visi dan panduan ini, secara bersama-sama akan menjadi dasar berdirinya perpustakaan sekolah yang unggul di manapun berada.
Tove Pemmer Saetre
dan Glenys Willars
2002
BAB1.MISIDANKEBIJAKAN
“Perpustakaan sekolah dalam pendidikan dan pembelajaran untuk semua”.
1.1Misi
Perpustakaan sekolah menyediakaninformasi dan ide yang merupakan fondasi agar berfungsi secara baik di dalam masyarakat masa kini yang berbasis informasi dan pengetahuan. Perpustakaan sekolah merupakan sarana bagi para murid agar terampil belajar sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya pikir agarmereka dapat hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
1.2Kebijakan
Perpustakaan sekolah hendaknyadikelola dalamkerangka kerja kebijakan yang tersusun secara jelas. Kebijakan perpustakaan sekolah disusun denganmempertimbangkanberbagai kebijakan dan kebutuhan sekolah yang menyeluruh, serta mencerminkan etos, tujuan dan sasaran maupun kenyataansekolah.
Kebijakan tersebutmenentukan kapan, di mana, untuk siapa dan oleh siapa potensi maksimal akan dilaksanakan. Kebijakan perpustakaan akan dapat dilaksanakan bila komunitas sekolahmendukung dan memberikan sumbanganpada maksud dan tujuan yang ditetapkan di dalam kebijakan. Karena itu, kebijakan tersebut harus tertulis dengan sebanyak mungkin keterlibatan yang berjalan secara dinamis, melalui banyakkonsultasiyang dapat diterangkan,serta hendaknyadisebarkan seluas mungkin melalui media cetak.
Dengan demikian, filosofi, ide, konsep dan maksud untuk pelaksanaan dan pengembangannya akan makin jelas serta dimengerti dan diterima, sehingga hal itu dapat segera dikerjakan secara efektif dan penuh semangat. Kebijakan tersebut harus komprehensif serta dapat dilaksanakan.Kebijakan perpustakaan sekolah tidak boleh ditulis oleh pustakawan sekolah sendirian, tetapi harus melibatkan para guru dan manajemen senior. Konsep kebijakan harus dikonsultasikan secara luas di sekolah danmendapat dukungan melalui diskusi terbuka yang mendalam. Dokumen dan rencana kerja berikutnya akanmenjelaskan peranan perpustakaan dalamhubungannya dengan
berbagai aspek berikut:
•kurikulum sekolah
•metode pembelajaran di sekolah
•memenuhi standar dan kriteria nasional dan lokal
•kebutuhan pengembangan pribadidan pembelajaranmurid dan
•kebutuhan tenaga pendidikan bagi staf
•meningkatkanaraskeberhasilan.
Komponen yang memberikan sumbangan ikut ambil bagian dalam perpustakaan sekolah yang dikelola dengan baik dan efektifsecara maksimal adalahsebagai berikut:
•anggaran dan pendanaan
•tempat/lokasi
•sumberdaya
•organisasi
•ketenagaan
•penggunaan perpustakaan
•promosi.
Semua komponen tersebut di atas adalah penting di dalam kerangka kerja kebijakan dan
rencana kegiatanyang realistis. Aspek tersebut akan dibahas di dalam dokumen ini. Rencana kegiatan harus mencakup strategi, tugas, sasaran, pemantauan dan evaluasi secara rutin. Kebijakan dan rencana merupakan dokumen aktif yang harus selalu ditinjau ulang.
1.3Pemantauan dan Evaluasi
Dalam prosesmencapai tujuan perpustakaan sekolah, pihak manajemen harus secara kontinyu memantau kinerja layanan untuk menjamin bahwa strategiyang digunakan mampu mencapai berbagai sasaran yang telah ditentukan. Kegiatan pembuatan berbagai statistik harus dilakukan secara berkala guna mengetahui arah perkembangan. Evaluasitahunan hendaknya mencakup semua bidang kegiatan yang dimuat dalam dokumenperencanaan dan meliputi butir berikut:
•apakah kinerja layananmencapai sasaran dan memenuhi tujuan yang ditentukan perpustakaan, kurikulum dan sekolah
•apakah kinerja layanan memenuhi kebutuhan komunitas sekolah
•apakah kinerjamampu memenuhi kebutuhan yang berubah
•apakah sumberdaya layanan kinerjatercukupi
•dan apakah pembiayaan layanan kinerjaefektif. biaya
ndikatorkinerjautamaberikut inimerupakan alat yang berguna untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian tujuan perpustakaan:
Indikator penggunaan:
•pinjaman per anggota komunitas sekolah (dinyatakan per murid dan per tenaga pendidik )
•jumlah kunjungan perpustakaan per anggota komunitassekolah (dinyatakan per murid dan per tenaga pendidik)
•peminjamanper butiran materi perpustakaaan (yaitu perputaran koleksi)
•pinjamanper jam buka perpustakaan (selama jam sekolah dan setelah jam sekolah berakhir)
•pertanyaan referens yang diajukansetiapanggota komunitas sekolah (dinyatakan per murid dan per tenaga pendidik)
•penggunaan komputer dan sumber informasi terpasang.
Indikator sumberdaya:
•jumlah buku yang tersedia untuk setiap anggota komunitas sekolah
•ketersediaan terminal/komputer mejauntuk setiap anggota komunitas sekolah
•ketersediaan akses terpasang komputer untuk setiap anggota komunitas sekolah
Indikator sumber daya manusia:
•nisbah antara staf ekuivalentenaga penuh-waktu dengananggota komunitas sekolah
•nisbah antara staf ekuivalentenaga penuh-waktu dengan penggunaan perpustakaan
Indikator kualitatif:
•survei kepuasan pengguna
•kelompokfokus (focus groups)
•kegiatan konsultasi
Indikator biaya:
•biaya per unit untuk berbagai fungsi, layanan dan kegiatan
•biayastafperfungsi (contoh, peminjaman buku)
•jumlah biaya perpustakaanuntuk setiap anggotamasyarakatsekolah
•jumlah biaya perpustakaan yang dinyatakan dalam prosentase dari jumlah anggaransekolah
•biaya media yang dinyatakan dalam prosentasejumlah anggaran sekolah
Indikator perbandingan:
•Tolok ukur data statistik dibandingkan dengan layanan perpustakaan yang relevanserta terbandingkan di sekolah lain dengan besaran dan karakteristik yang sama.
BAB2.SUMBERDAYA
“Perpustakaan sekolah harus memperoleh dana yang mencukupi dan berlanjut untuk tenaga yang terlatih,materi perpustakaan, teknologidan fasilitasserta aksesnya harus bebas biaya”
2.1Pendanaan dan Anggaran Perpustakaan Sekolah
Untuk menjamin agar perpustakaan memperoleh bagian yang adil dari anggaran sekolah , butir berikut penting artinya:
•memahamiproses penganggaran sekolah
•menyadari jadwal siklus anggaran
•mengenal siapa yang menjadi tenaga penting
•memastikanbahwa segala kebutuhan perpustakaan teridentifikasi.
Dalam merencanankan anggaran komponenrencana anggaran berikut mencakup:
•biaya pengadaan sumberdaya baru (misalnya, buku, terbitan berkala/majalah dan bahan terekam/tidak tercetak); biaya keperluan promosi (misalnya, poster)
•biaya pengadaan alat tulis kantor (ATK) dan keperluan administrasi
•biayaberbagai aktivitas pameran dan promosi
•biaya penggunaanteknologi komunikasi dan informasi (ICT), biaya perangkat lunak dan lisensi, jika keperluan tersebut belum termasuk di dalam biayateknologi dan komunikasi informasiumum di sekolah.
Sebagai ketentuanumum, anggaran materialperpustakaan sekolah paling sedikit adalah 5% untuk biaya per murid dalam sistim persekolahan, tidak termasuk untuk belanja gaji dan upah, pengeluaran pendidikan khusus,anggarantransportasi sertaperbaikan gedung dan sarana lain.
Biaya untuk tenaga perpustakaan mungkindapat dimasukkan di dalam anggaran perpustakaan, meskipun di sebagian sekolah hal itu lebih tepatdimasukkan di dalam anggaranstafumum.Hendaknyadiperhatikan bahwa pada saat menghitung biaya tenaga untuk perpustakaan, maka pustakawan sekolah perlu dilibatkan. Jumlah uang yang tersedia untuk ketenagaanberkaitan erat dengan isupenting, seperti berapa lama jam buka perpustakaan dapat diselenggarakan dan standar serta bentuk layanan yang dapat diberikan. Proyek khusus dan perkembangan lainnyaseperti kebutuhan rak baru memerlukan permintaan anggaran tersendiri.
Penggunaan anggaran harus direncanakan secara cermatuntuk keperluan setahun serta berkaitan dengan kerangka kerja kebijakan. Laporan tahunan hebdaknya dapat memberikan gambaran bagaimanaanggaran telah digunakan serta kejelasan apakah jumlah uang yang digunakan untuk perpustakaan telah mencukupi untuk tugas perpustakaan sertamencapai sasarankebijakan.
Pustakawan sekolah harus mengetahui secara jelas pentingnya anggaran yang cukup untuk perpustakaan, dan perlu menyampaikan ke manajemen senior karena perpustakaan melayani seluruh komunitas sekolah. Untuk meningkatkan anggaran perpustakaan sekolah, berikut ini perlu menjadi bahan pertimbangan:
•besarantenaga perpustakaan sekolah dan koleksi perpustakaan dapat dijadikan tolok ukur pencapaian akademik
•murid yangmencapainilai lebih tinggi dari standar ujian pada umumnya berasal dari sekolah yang mempunyai tenaga perpustakaan, buku dan terbitan berkala/majalah dan bahan pandang-dengar yang lebih banyak dibandingkan sekolah lainnya, tanpa memandangfaktor lain seperti faktorekonomi.
2.2 Lokasi dan Ruang
Peran pendidikan yang kuat dari perpustakaan sekolah harus tercermin pada fasilitas, perabotan dan peralatannya. Fungsi dan penggunaan perpustakaansekolahmerupakan factor penting untuk diperhatikan takalamerencanakan gedung sekolah barudan mereorganisasigedung sekolah yang sudah ada. Kendati tidak ada ukuran universal untuk fasilitasperpustakaan sekolah, namun merupakan sesuatu yang bermanfaat danmembantu jika kita memiliki formula sebagai dasar dalam menghitung perencanaan, agar setiap perpustakaan yang baru didisain memenuhi kebutuhan sekolah dengan cara palingefektif. Pertimbangan berikut ini perlu disertakandalam proses perencanaan:
•lokasi terpusat atau sentral,bimana mungkindi lantai dasar
•akses dan kedekatan,dekat semua kawasan pengajaran
•faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan tersedia beberapa bagian yang bebas dari kebisingan dariluar
•pencahayaanyang baik dan cukup, baik lewat jendela maupun lampu penerangan
•suhu ruangan yang tepat (misalnya, adanya pengatur suhu ruangan ataupun ventilasi yang mencukupi) untukmenjamin kondisi bekerja yang baik sepanjang tahun disamping preservasikoleksi
•disain yang sesuai gunamemenuhi kebutuhanpenderita cacad fisik
•ukuran ruang yang cukup untuk penempatankoleksi buku,fiksi dan non-fiksi, bukusampul tebal maupuntipis, suratkabar danmajalah, sumber non-cetak serta penyimpanannya, ruang belajar, ruang baca, komputer meja, ruang pameran, ruang kerja tenaga dan meja perpustakaan
•fleksibitas untuk memungkinkan keserbaragaman kegiatan serta perubahan kurikulum dan teknologipadamasa mendatang
Daftar berbagai ruangan yang berbeda-beda berikut ini layak dipertimbangkan ketikamerencanakanperpustakaan baru:
•kawasan ruang belajar dan riset untuk penempatan meja informasi, laci katalog, katalog terpasang, meja belajar dan riset, koleksi referensi dan dasar
•kawasan ruang baca informal untukbuku danmajalah yangmendorong literasi, pembelajaransepanjang hayat, dan membaca untuk keceriaan
•kawasan ruang instruksional dengan kursi yang disusun untukkelompok kecil, kelompokbesar daninstruksional formalseluruhkelas, “dinding pengajaran”,dengan kawasanteknologipengajaran danpameranyang sesuai
•kawasan ruangproyekkelompok dan produksi untuk kerja fungsional danpertemuanperorangan, kelompok maupun kelas, serta fasilitas untuk produksi media
•kawasan ruang administrasi untuk meja sirkulasi, ruang kantor, kawasan untuk memproses materimedia perpustakaan, penyimpanan peralatan pandang-dengar, dan kawasan materi serta alat tulis kantor.
2.3Perabot dan Peralatan
Disain perpustakaan sekolah memainkan peran utama menyangkutbagaimana perpustakaan melayanisekolah. Penampilan estetisperpustakaan sekolah memberikanrasa nyaman dan merangsang komunitas sekolah untuk memanfaatkan waktunya di
perpustakaan. Perpustakaan sekolah yang dilengkapi secara tepat hendaknyamemiliki
karakteristik sebagaiberikut:
•rasa aman
•pencahayaanyang baik
•didisain untuk mengakomodasi perabotan yangkokoh, tahan lama dan fungsional, sertamemenuhiperyaratan ruang, aktivitas dan pengguna perpustakaan
•didisain untuk menampungpersyaratan khususpopulasi sekolah dalam arti cara paling restriktif.
•didisain untuk mengakomodasi perubahan padaprogram sekolah, program pengajaran , serta perkembangan teknologi audio, video dan data yang muncul.
•didisain untuk memungkinkan penggunaan,pemeliharaan serta pengamanan yang sesuai menyangkutperabotan,peralatan, alat tulis kantor danmateri.
•dirancang dan dikelolauntuk menyediakanaksesyangcepatdan tepat waktu ke aneka ragam koleksi sumber dayayang terorganisasi.
•dirancang dan dikelola sehinggasecara estetis pengguna tertarik dan kondusif dalamhiburan serta pembelajaran, dengan panduan dan tanda-tandayang jelas dan menarik
2.4 Peralatan Elektronik dan Pandang-dengar
Perpustakaan sekolah mempunyai peran penting sebagai pintu gerbang bagi masyarakat masa kini yang berbasis informasi. Karena alasan inilah, maka perpustakaan sekolah harus menyediakan akses ke semuaperalatan elektronik, komputer, dan pandang-dengar. Peralatan tersebut meliputi:
•komputermeja dengan akses Internet
•katalog akses publik yang di sesuaikan denganusia dan tingkat murid yang berbeda
•tape-recorder
•perangkat CD-ROM
•alat pemindai (scanner)
•perangkat video (video players)
•peralatan komputer, khusus disesuaikan untuk pengguna tuna netra ataupun menderita cacad fisik lainnnya.
Perabotan komputer hendaknyadidisain untuk anak-anak danmudah disesuaikan guna meneuhi ukuranfisik yangberbeda.
2.4.1 Sumberdaya Materi
Ruang perpustakaan berstandar tinggi dan memilikisejumlah besarsumberdaya
berkualitas tinggi merupakan hal penting.Karena alasan tersebut,maka kebijakan manajemen koleksi bersifat penting.Kebijakan ini menjelaskan maksud, ruang lingkupdan isi koleksi termasuk akses ke sumber eksternal.
2.5 Kebijakan Manajemen Koleksi
Perpustakaan sekolah hendaknyamenyediakan akses ke sejumlah besar sumberdaya yang memenuhikebutuhan penggunaberkaitan dengan pendidikan, informasi dan pengembangan pribadi. Perkembangan koleksiyang terus menerus merupakan keharusan untuk menjaminpenggguna memperoleh pilihan terhadapmateribaru secara tetap. Tenaga perpustakaan sekolah harus bekerjasama denganadministrator dan guru agar dapat mengembangkan kebijakan manajemenkoleksibersama. Pernyataan kebijakan semacam itu harusberdasarkan kurikulum, kebutuhan khusus dan kepentingankomunitas sekolah, danmencerminkan keanekaragaman masyarakat di luar sekolah. Unsurberikut hendaknyadimasukkandalam pernyataankebijakan:
•Manifesto Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO – Misi
•Pernyataan Kebebasan Intelektual
•Kebebasan Informasi
•Tujuankebijakan manajemen koleksi dan kaitannya pada sekolah dan kurikulum

•Program jangka pendek dan panjang
2.7Koleksi Materi Perpustakaan
Koleksisumber daya bukuyangsesuai hendaknyamenyediakansepuluh buku permurid. Sekolah terkecil hendaknya memiliki paling sedikit 2.500 judul materi perpustakaan yang relevan dan mutakhir agar stok buku berimbang untuk semua umur, kemampuan dan latar belakang. Paling sedikit 60% koleksiperpustakaan terdiri dari buku nonfiksi yangberkaitan dengan kurikulum.
Di samping itu, perpustakaan sekolah hendaknyamemiliki koleksi untuk keperluan hiburansepertinovel populer, musik, dolanan,komputer, kaset video, disk laser video, majalah dan poster. Materi semacam itudipilih bekerja sama dengan murid agar koleksiperpustakaan mencerminkan minat dan budaya mereka, tanpa melintasi batas wajar standar etika.
2.8 Sumberdaya Elektronik
Cakupan jasa harus mencakup akses pada sumber informasi elektronik yang mencerminkan kurikulum dan minat serta budayapengguna. Sumberdaya elektronik hendaknya meliputi akses ke Internet,pangkalan data referens khusus dan teks lengkap,bermacam paket perangkat lunak komputer berkaitan dengan pengajaran. Sumber tersebutdapat diperoleh dalambentuk CD-ROM dan DVD.
Adalah penting untuk memilih sistim katalog perpustakaan yang dapat diterapkanuntuk mengklasifikasi dan mengkatalog materi perpustakaansesuaidengan standar bibliografis nasional dan internasional. Hal tersebutmemungkinkan perpustakaan memasukijaringan yang lebih luas. Di berbagaitempat di dunia, perpustakan sekolah dalam komunitas lokalmendapat manfaat karena dikaitkanbersama dalamkatalog induk. Kolaborasi semacam itu dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas pengolahanbuku serta memudahkan kombinasi sumber dayasecara optimal.
BAB 3.KETENAGAAN (STAF)
“Pustakawan sekolah adalahtenaga kependidikan berkualifikasi sertaprofesionalyang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaaanperpustakaan sekolah,didukung oleh tenaga yang mencukupi, bekerja sama dengan semua anggota komunitas sekolah dan berhubungan denganperpustakaan umum dan lain-lainnya.”
3.1 Tenaga Perpustakaan
Kekayaan dankualitas penyelenggaraan perpustakaan tergantung pada sumberdaya tenaga yang tersedia di dalam dan di luar perpustakaan sekolah. Karena alasan inilah, maka amatlah penting bagi perpustakaan sekolah memiliki tenaga berpendidikan serta bermotivasi tinggi,jumlahnya mencukupi sesuai dengan ukuran sekolah dan kebutuhan khusussekolahmenyangkutjasaperpustakaan. Pengertian “tenaga”,dalam konteks ini,adalah pustakawan dan asisten pustakawan berkualifikasi. Di samping itu, mungkin masih ada tenaga penunjang,seperti para guru, teknisi, orang tua murid dan berbagai jenisrelawan. Pustakawan sekolah hendaknyamemiliki pendidikanprofesional dan
berkualifikasi, dengan pelatihantambahandi bidang teori pendidikan dan metodologi pembelajaran.Salah satu tujuan utama manajemen tenagaperpustakaan sekolah ialah agar semua anggota stafharus memiliki pemahaman yang jelas mengenai kebijakan jasa perpustakaan, tugas dan tanggung jawab yang jelas, kondisi peraturan yang sesuaimenyangkut pekerjaan dan gaji yang kompetitifyang mencerminkan profesionalisme pekerjaan.
Sukarelawan hendaknya tidak dipekerjakan sebagai pengganti tenaga yang digaji,
melainkandapat bekerja sebagai tenaga pendukung berdasarkan kontrakyang
memberikan kerangka kerja formal untuk keterlibatan mereka dalam berbagai aktivitas perpustakaan sekolah. Konsultan tingkat lokaldannasional dapat digunakan sebagai penasehat luar menyangkut berbagai masalah yang berkaitan dengan pengembangan layanan perpustakaan sekolah.
3.2Peran Pustakawan Sekolah
Peranutama pustakawanialah memberikan sumbangan padamisi dan tujuan sekolah termasuk prosedur evaluasi dan mengembangkan serta melaksanakan misi dan tujuan perpustakaan sekolah. Dalam kerjasama dengan senior manajemen sekolah,administrator dan guru, maka pustakawan ikut dalam pengembangan rencana dan implementasi kurikulum. Pustakawan memilikipengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan penyediaan informasi dan pemecahan masalah informasiserta keahlian dalam menggunakan berbagai sumber, baik tercetak maupun elektronik. Pengetahuan, keterampilan dan keahlianpustakawan sekolah mampumemenuhi kebutuhanmasyarakat sekolah tertentu. Di samping itu, pustakawan hendaknyamemimpin kampanye membaca dan promosi bacaananak, media dan budaya.
Dukungan menajemen sekolahamat perlu, tatkalaperpustakaan menyelenggarakanaktivitas interdisipliner.Pustakawan harus melapor langsung kekepala sekolah atau wakilnya. Sangatlah penting serta diupayakan agarpustakawan diterimasetara dengan anggota tenaga profesional dan dapat berpartisipasi dalam kelompok kerja dan ikut sertadalam semuapertemuan dalam kedudukannyasebagai kepala unit/bagianperpustakaan.Pustakawan hendaknyamenciptakan suasana yang sesuai untuk hiburan dan pembelajaran yang bersifatmenarik,ramah serta terbuka bagi siapa saja tanpa rasa takut dan curiga.Semua orang yang bekerja di perpustakaan sekolah harus memiliki reputasi yang baik dalam kaitannya dengan anak, kawula mudadan orang dewasa.
3.3Peran Asisten Pustakawan
Asisten pustakawan melaporkan kepada pustakawan serta membantunya sesuai dengan fungsinya.. Posisi asisten pustakawan mensyaratkanpengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kerja klerikal dan teknologi. Asisten pustakawanharus memiliki ketrampilan dasar kepustakawanan. Bila belum memilikiketrampilandasar kepustakawanan, maka perpustakaan sekolah akan memberikannya. Beberapa tugas pekerjaan asisten pustakawanmeliputi kegiatan rutin, menyusun materi perpustakaan di rak, peminjaman, mengembalikanmateri perpustakaanke rak serta pengolahanmateri perpustakaan.
3.4 Kerjasama antara Guru dan Pustakawan Sekolah
Kerjasama antara guru dan pustakawan sekolah merupakan halpenting dalam
memaksimalkan potensi layanan perpustakaan. Guru dan pustakawan sekolahbekerja bersama guna pencapaian halberikut:
•mengembangkan, melatih dan mengevaluasi pembelajaran murid lintaskurikulum
•mengembangkan dan mengevaluasi keterampilandan pengetahuan informasi murid
•mengembangkan rancangan pelajaran
•mempersiapkan dan melaksanakan pekerjaan proyek khusus di lingkungan
pembelajaranyang lebih luas, termasuk di perpustakaan
•mempersiapkan dan melaksanakan program membaca dan kegiatan budaya
•mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam kurikulum
•menjelaskankepada para orang tua murid mengenai pentingnya perpustakaan sekolah
3.5 Keterampilan Tenaga Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah adalah sebuah jasa yang ditujukan kepada semua angggota komunitas sekolah: peserta didik, guru, administrator, komite sekolah dan orang tua murid. Semua kelompok tersebut memerlukan keterampilan komunikasi dan kerjasama secara khusus.
Pengguna utama perpustakaan sekolah adalahpeserta didik dan guru, di samping
kelompok profesional lainnya seperti para administrator dan komite sekolah.
Kualitas dan keterampilan mendasar yang diharapkan dari tenaga perpustakaan sekolah didefinisikan sebagai berikut:
•Kemampuan berkomunikasi secara positif dan terbuka dengananak dan orang dewasa
•Kemampuanmemahamikebutuhanpengguna
•Kemampuanbekerja sama dengan perorangan sertakelompok di dalam dan di luar komunitas sekolah
•Memilikipengetahuan dan pemahamanmengenaikeanekaragamanbudaya
•Memilikipengetahuan mengenai metodologi pembelajaran dan teori pendidikan
•Memilikiketrampilaninformasi sertabagaimana menggunakannya
•Memilikipengetahuan mengenaimateri perpustakaan yang membentuk koleksi perpustakaan sertabagaimana mengaksesnya
•Memilikipengetahuan mengenai bacaan anak,media dan ke budayaan
•Memilikipengetahuan sertaketerampilan di bidang manajemen dan pemasaran
•Memilikipengetahuansertaketerampilan di bidang teknologi informasi
3.6 Tugas Pustakawan Sekolah
Pustakawan sekolah diharapkan mampu melakukan tugas berikut:
•menganalisis sumberdankebutuhan informasi komunitas sekolah
•memformulasi dan mengimplementasi kebijakan pengembangan jasa
•mengembangkan kebijakan dan sistim pengadaan sumberdaya perpustakaan
•mengkatalog dan mengklasifikasi materi perpustakaan
•melatih cara penggunaan perpustakaan
•melatihpengetahuandan keterampilan informasi
•membantumurid dan guru mengenai penggunaan sumberdaya perpustakaan dan teknologi informasi
•menjawab pertanyaan referensi dan informasi dengan menggunakan berbagai materi yangtepat
•mempromosikanprogram membaca dan kegiatan budaya
•ikut sertadalam kegiatan perencanaan terkait denganimplementasikurikulum
•ikut serta dalam persiapan, implementasi dan evaluasi aktivitas pembelajaran
•mempromosikan evaluasi jasa perpustakaan sebagai bagian dari sistem evaluasi sekolahsecara menyeluruh
•membangun kemitraan denganorganisasi di luar sekolah
•merancang dan mengimplementasi anggaran
•mendisain perencanaan strategis
•mengelola dan melatih tenaga perpustakaan
3.7 Standar Etika
Tenaga perpustakaan sekolah mempunyai tanggung jawab untuk menerapkanstandar etika yang tinggi dalam hubungannya dengan semua anggota komunitas sekolah. Semua pengguna harus diperlakuan atas dasarsama tanpa membedakan kemampuan dan latar belakang mereka. Jasa perpustakaan hendaknyadisesuaikan dengan kebutuhan pengguna individual. Guna memperkuat peran perpustakaan sekolah sebagai lingkungan pembelajaran yang terbuka dan aman, maka tenaga perpustakaan hendaknyamenekankan fungsi merekasebagai penasihat ketimbang sebagai instruktur dalam pengertian tradisional. Artinya, yang paling penting dan utama adalah agar mereka harus mencoba untuk dapat melihat dari sudut pandang pengguna perpustakaan dan tidak bias atau cenderung pada sudut pandang mereka sendiri di dalam menyediakan jasa perpustakaan.
BAB 4.PROGRAM DAN KEGIATAN
“Perpustakaan sekolah bagianintegral dalamproses pendidikan”
4.1 Program
Di dalam program pengembangan kurikulum dan pendidikan nasional, perpustakaan sekolah hendaknyadipandang sebagai bagian penting guna memenuhiberbagai tujuan yang berkaitan dengan hal berikut:
•literasi informasi untuk semua,dikembangkandanditerimasecara bertahap melalui sistem sekolah
•ketersediaansumber dayainformasi bagimurid pada semuatingkat pendidikan
•membuka penyebaran informasi dan pengetahuan bagisemua kelompok murid sebagai pelaksanaan hakdemokrasi danasasi manusia
Pada tingkat nasional maupun lokal, disarankan agar memilikiprogram yang dirancangbangun secara khusus untuk tujuan pengembangan perpustakaan sekolah. Programtersebut mungkin meliputitujuan dankegiatanyang berbeda-beda menurut konteksnya. Berikut ini beberapa contoh kegiatan:
•mengembangkan dan menerbitkan berbagai standar dan panduan nasional dan lokal untukperpustakaan sekolah
•menyediakanmodel perpustakaanuntuk menunjukkanperpustakaan percontohan
•membentuk komite perpustakaan sekolah di tingkat nasional dan lokal
•mendisain kerangka kerja formal untuk kerjasama antara perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum di tingkat nasional dan lokal
•memprakarsai dan menawarkanprogram pelatihanpustakawan sekolah
profesional
•menyediakan dana untukproyek perpustakaan sekolah, sepertikampanye
membaca
•memprakarsaidan mendanai proyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan dan pengembangan perpustakaan sekolah
4.2 KerjasamadanPemanfaatanBersama dengan Perpustakaan Umum
Guna menyempurnakanjasa perpustakaan bagi anak-anak dan remaja di komunitas tertentu, disarankan agar perpustakaan sekolah bekerja sama dengan perpustakaan umum.
Perjanjian kerjasama secara tertulis hendaknyamencakup butirberikut:
•ketentuanumum kerjasama
•spesifikasi dan definisi bidang kerjasama
•penjelasan implikasi biaya dan bagaimana biaya ditanggung bersama
•perkiraan waktu, yaitu untuk berapa lama kerjasama akan berlangsung
Contoh cakupan kerjasama ialah sebagai berikut:
•pelatihan bersama ketenagaan
•kerjasama pengembangan koleksi
•kerjasama program kegiatan
•koordinasi jasa perpustakaan dan jejaring elektronik
•kerjasama dalam pengembangan piranti/peralatan belajar dan pendidikan pemakai perpustakaan
•kunjungan kelas ke perpustakaan umum
•membaca bersama dan promosi literasi
•pemasaran bersama jasa perpustakaan kepada anak-anak dan remaja
4.3 Kegiatan di Tingkat Sekolah
Perpustakaan sekolah harus mencakup berbagai kegiatan secara luas dan harus berperan
penting guna mencapai misi dan visi sekolah. Semuanya harus ditujukan guna melayani pengguna potensial di dalam komunitas sekolahdan guna memenuhi kebutuhan tertentu dan berbeda-beda dari berbagai kelompok sasaran.
Berbagai program dan kegiatan tersebut harus didisain melalui kerjasama erat dengan:
•kepala sekolah/guru kepala
•para kepala unit kerja
•para guru
•tenaga pendukung
•para murid
Kepuasan para pengguna perpustakaantergantung pada kemampuan perpustakaan sekolah dalammengidentifikasi kebutuhan pengguna perorangan maupun kelompok, serta kemampuan perpustakaan sekolah untuk mengembangkan berbagai jasa perpustakaan yang mencerminkankebutuhanperubahandi komunitas sekolah.
Kepala Sekolah dan Perpustakaan Sekolah
Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah dan tenaga utama yang memberikan kerangka kerja dan suasana untuk mengimplimentasi kurikulum, kepala sekolah hendaknyamengakui pentingnya jasa perpustakaan sekolah yang efektif serta mendorong pemanfaatannya.
Kepala sekolah hendaknyabekerja erat dengan perpustakaan dalammendisainrencana pengembangan,terutama dalam bidangprogram literasi informasi dan promosi membaca. Pada saat rencanadilaksanakan, kepala sekolah hendaknya menjaminpenjadwalanwaktu dan sumberdaya yang luwesuntuk memungkinkanguru dan murid mengakses ke perpustakaanbesertalayanannya.
Kepala sekolah hendaknya juga memastikan adanyakerjasama antaraguru dan tenaga perpustakaan. Kepala sekolahharus memastikanbahwapustakawan sekolah ikut serta dalam kegiatan pengajaran, perencanaan kurikulum, pengembangan tenaga berlanjut, evaluasi program dan asesmen pembelajaran murid.
Di dalam evaluasi sekolah secara menyeluruh, kepala sekolah hendaknyamemasukkan evaluasi perpustakaan (lihat Bab 1) dan menekankansumbangan penting jasa perpustakaan sekolah yang kuat dalam pencapaian standar pendidikan yang telah ditetapkan.
Kepala Unit kerja dan Perpustakaan Sekolah
Semua kepala unit kerja di sekolah, masing-masing bertanggung jawabmelakukan pekerjaan secara profesionaldan hendaknyabekerja sama dengan perpustakaan agar semua sumber informasi dan jasa perpustakaan mencakup kebutuhan khusus bidang subjek dariunit kerja. Seperti halnya dengan kepala sekolah, makakepala unit kerja hendaknyamelibatkan perpustakaan dalam perencanaan pengembangan dan memberikanperhatian khusus ke perpustakaan sebagai bagian pentingdari lingkungan pembelajaran dan sebagai pusat sumber daya pembelajaran.
Guru dan Perpustakaan
Kerjasama antara guru dan pustakawan telah diuraikan pada Seksi 3.4. Beberapa aspek tambahan akan disampaikan secara ringkas berikut ini.
Filosofi pendidikan gurumembentuklandasan ideologis pemikiran mengenai pemilihan metode pengajaran. Beberapa metode yang berlandaskan sudut pandang tradisional yang berpendapat bahwagurudan buku ajar sebagai sumber pembelajaran paling penting tidak mengandalkan peran perpustakaan sekolah dalam proses pembelajaran. Bila sudut pandang ini digabungkan dengan keinginan kuat untuk menutup ruang kelas dan melakukan pengawasan ketat pada aktivitas pembelajaran murid,maka perpustakaan akan semakin jauh dari pikiran para guru tersebut sebagaipendukung kuat informasi. Bahkanjika sebagian besar guruberpihak padaideologi guru sebagai ’bank pendidikan’dan karena itu memandang murid sebagai gudangpasif yang perlu diisi dengan caramentransfer pengetahuan yang ada di benak guru ke murid, tetap penting bagi perpustakaan untuk menemukan perannyasebagai jasa pendukung yang dikaitkandengan kurikulum. Strategi yang berguna untuk membangun kemitraan dalam pembelajaran pada kerangka pemikiran tradisional sebagaimana telah diuraikan di atas,dapat diupayakan dengan mempromosikan jasa perpustakaan terutama bagiguru. Promosi tersebut hendaknya menunjukkan pokok-pokok sebagai berikut:
•kemampuan perpustakaan untuk menyediakan sumberdayabagi para guru akan memperluas pengetahuan subjek mereka atau memperbaiki metodologi pengajaran guru.
•kemampuan perpustakaan untuk menyediakansumberdayauntuk berbagaistrategi evaluasi danasesmen kajian yang berbeda-beda
•kemampuan perpustakaan untuk menjadi mitra kerja dalam merencanakantugas yang dikerjakan di ruang kelas
•kemampuan perpustakaanmembantuguru menangani situasi ruang kelas yang heterogin dengan cara memberikan jasa khusus bagi mereka yang membutuhkan lebih banyak bantuan dan untuk mereka yang memerlukan lebih banyak stimulasi
•perpustakaan sebagai pintu gerbang ke desa global melalui jasa pinjam antar perpustakaan dan jaringanelektronik.
Guru yang memilikipemikiranprogresif dan ideologi pendidikan yang lebih terbuka, cenderung menjadi pengguna perpustakaan yang lebih tekun. Tambahan menyangkut fungsi dan kemungkinan yang telah disebutkan di atas, guru menempatkanperpustakaan sebagai tempat belajar, dan dengan bertindak demikian, guruakan bergeserdari metode
pengajaran tradisional. Untuk dapatmengaktifkanmurid dalam proses pembelajaran dan mengembangkan keterampilan belajar secara mandiri,guru dapat bekerja sama dengan
perpustakaandalam bidang sebagai berikut:
•literasi informasi dengan mengembangkan semangat bertanya darimurid dan mendidik mereka menjadi pengguna informasi yang kreatif dan kritis
•kerja dan tugas proyek
•memotivasi membaca pada semua tingkat/kelas, baik perorangan maupun kelompok
Murid dan Perpustakaan
Murid merupakan kelompok sasaran utama perpustakaan sekolah. Penting adanya
kerjasama dengan anggota lain komunitas sekolah karena hal itudemiuntuk kepentingan murid.
Murid dapat menggunakan perpustakaan untuk berbagai keperluan. Penggunaan
perpustakaan harus dirasakan sebagai lingkungan pembelajaranyang tidak menakutkan, bebas, terbuka tempat murid dapat mengerjakan semuatugas, baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok.
Aktivitas murid di perpustakaanpada umumnya meliputi halberikut:
•pekerjaan rumah tradisional
•pekerjaan proyek dan tugas pemecahanmasalah
•mencari dan menggunakan informasi
•membuat laporan dan karya untuk disajikan di depanguru atau murid
Penggunaan Internet
Sumberdaya elektronikyang baru merupakan tantangan tersendiribagipengguna perpustakaan. Penggunaan sumber daya elektronik yang barudapat sangat membingungkan.Pustakawan dapat memberikan bantuan guna memperlihatkan bahwa sumberdaya ini hanyalah sekedar alat dalam proses belajar-mengajar; yaitumerupakan alat untuk mencapai tujuan danbukan merupakan tujuan.
Pengguna mengalami frustrasi pada saat mencari informasi, karena mereka berpikirjika mereka dapat mengakses Internet, maka kebutuhan informasinya akan terselesaikan. Kenyataannya tidaklah seperti itu. Pustakawan dapat membantu pengguna Internet dandapat mengurangi frustrasi sebagai akibat penelusuraninformasi.Hal yang penting di sini adalah untuk memilih informasi yang relevan dan bermutudari Internet dalam waktusesingkat mungkin. Murid sendiri secara pelan-pelan namun pasti akan mengembangkan kemampuan untuk melokasi, mensintesiskan, dan memadukaninformasi dan pengetahuan baru dari semua disiplin ilmu dalam koleksi sumber daya. Untuk memprakarsaidan melakukan berbagai program literasi informasi sampai berhasil merupakansalah satu tugaspenting perpustakaan. (Lihat Seksi ‘Guru dan Perpustakaan’ yang telah diuraikan sebelumnya, sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut).
Fungsi KulturalPerpustakaan Sekolah
Perpustakaan dapat dimanfaatkan secara informal sebagai lingkungan yang indah,
berbudaya serta merangsang yang memiliki sumber daya berupamajalah, novel dan terbitan lain serta audio-visual.
Peristiwa penting dapat diselenggarakan di perpustakaan, misalnya kegiatan pameran, kunjungan pengarang dan hari literasi internasional. Jika tersediaruangan yang mencukupi,murid dapat menyelenggarakan pertunjukan yang diilhami olehbacaandi depanpara orang tua dan murid lainnya,dan pustakawan dapat mengorganisasi kegiatan bedah buku danmendongeng untuk murid yang lebih muda. Pustakawan hendaknyadapat merangsangminat membaca dan mengorganisasi program promosi membaca guna mengembangkanapresiasi pada literatur. Aktivitas yang ditujukan untuk mendorong minat baca mencakup aspek kultural dan pembelajaran. Ada kaitan langsung antara tingkat kemampuan membaca dan hasil pembelajaran. Dalam pendekatannya, pustakawan hendaknya bersikap pragmatis dan luwes pada waktu menyediakan bahan bacaan bagi pengguna dan membantu preferensi pembaca perorangan dengan mengakuihakpribadi masing-masing. Dengan membaca literatur berupa fiksi dan non-fiksi yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkatannya, maka murid dirangsang dalam proses sosialisasi dan pengembangankepribadian.
Kerjasama dengan Orang Tua Murid
Kebiasaan menyertakan orang tua dan wali muriddalam aktivitas sekolah berbeda-beda diberbagai negara. Perpustakaan dapat memberikan kesempatan penyertaan orang tua murid dalam berbagai kegiatan sekolah. Sebagai tenaga relawan, mereka dapat menolongtugas praktis dan membantu tenaga perpustakaan. Mereka dapat berpartisipasi dalam program promosi membaca, dengan menjadi motivator di rumah dalam kegiatan membaca anak-anak mereka. Mereka dapat juga ambil bagian dalam kelompok diskusibacaan bersama anak-anak mereka dan dengan demikianmemberikan sumbangan, dalam cara pembelajar unggul, hasil aktivitas membaca..Cara lain untuk melibatkan orang tua muridialah membentuk kelompok ‘sahabat perpustakaan’. Kelompok semacam ini dapat menyediakandana ekstra untuk berbagai kegiatan perpustakaan dan dapat membantu perpustakaan untuk mengorganisasi kegiatan peristiwakultural khusus yangmemerlukan lebih banyakbiaya tambahandariapada yang dapat disediakanperpustakaan.
BAB 5. PROMOSIPERPUSTAKAANDANPEMBELAJARAN
5.1 Promosi
Jasa dan fasilitas yang disediakanperpustakaansekolah harus aktif dipromosikan sehingga berbagai kelompok sasaran selalu menyadari peran utamanya sebagai mitra dalam pembelajarandan sebagai pintu gerbang kesemua jenis sumber informasi. Berbagai kelompok sasaran tersebut telah diuraikan di beberapa babsebelumnya. Mereka adalah para kepala sekolah dan anggota kelompok manajemen sekolah, para kepala unit kerja sekolah, guru murid, para eksekutif pemerintahan dan orang tua murid. Dengan demikian berbagai macam promosi harus disesuaikan dengan berbagai kelompok sasaran yang berbeda-beda.
5.2 Kebijakan Pemasaran
Perpustakaan sekolah hendaknyamempunyai kebijakan tertulis menyangkutpemasaran dan promosi, merinci berbagai sasarandan strategi. Kebijakan ini harus dikerjakan bersama-sama dengan manajemen sekolah danstaf pengajar.
Dokumen kebijakan ini hendaknyamemuat unsurberikut:
•sasarandan strategi
•rencana tindakan agar pasti tujuan tercapai
•metode evaluasi
Berbagai tindakan yang diperlukanakanberbeda-beda tergantung padasasaran dan kondisi setempat. Beberapa isu penting diuraikan berikut ini sebagai satu cara
penggambaran kebijakan :
•memulai dan mengoperasionalkan situs Web perpustakaan sekolah guna
mempromosikan jasa perpustakaan danterhubung dengan situs Web serta portallain yang berkaitan
•menyelenggarakan berbagai pameran
•membuat terbitan berisi informasi mengenai jam buka, jasa dan koleksi
perpustakaan sekolah
•mempersiapkan dan menyebarluaskan bermacam daftar sumber informasidan pamflet yang berkaitan dengan kurikulum dan berbagai topik lintas kurikulum
•memberikan informasi tentang perpustakaan padapertemuan murid baru dan orang tua mereka
•membentuk bermacam kelompok ‘sahabat perpustakaan’ bagi para orang tua murid dan lainnya
•menyelenggarakan pameranbuku, kampanyemembaca dan literasi
•membuat rambu, tanda, markayang efektif di dalam dan di luar perpustakaan
•menjadi penghubung ke organisasi lain setempat (misalnya,perpustakaan umum, jasa museum dan organisasisejarah setempat).

Rencana tindak tersebut hendaknyadievaluasi, dibahas ulang dan direvisisetiap tahun, dan seluruh dokumen kebijakanhendaknyadibahasbersama paling sedikit sekali setiap dua tahun.
5.3 Pendidikan Pemakai
Kursus dan program berbasis perpustakaan yang ditujukanpada murid dan gurutentangbagaimanacara menggunakan perpustakaan, pada hakekatnya merupakan alat pemasaran paling efektif. Karena alasan inilah, maka sangatlah penting bahwa kursus danpelatihan semacam itudidisain sebaik-baiknya sertamempunyai cakupanluas dan seimbang. Karena program ini memainkanperan utama di perpustakaan, maka sudahlah tepat memperhatikannya sebagaimana telah diuraikan pada Bab 4. Namun demikian aspek pemasaran semua jenis pendidikan pemakai, demikian penting sehingga lebih cocok dibahaspada bab ini.
Pelatihan yang didisain khusus untuk guru hendaknyamemberikan bimbingan yang jelas mengenai peran perpustakaan di dalam kegiatan belajar-mengajar serta bantuan yang tersedia dari stafperpustakaan. Pelatihan semacam ini hendaknya secara khusus menekankan pelatihan praktis dalam mencari informasi yang berhubungandengan mata pelajaran yang diajarkan guru. Melalui pengalaman mereka dalam mencari sumber informasi yang sesuai, guru akan semakin memiliki pemahaman yang lebih dalammengenaibagaimana perpustakaan dapat melengkapi tugas kelas serta diintegrasikanke topik kurikulum.
Seperti halnya dengan berbagai program di sekolah, bermacam komponen pada pelatihan bagi murid disampaikan berurutan secara logis untuk meningkatkankemajuan dan Kesinambungan dalam pembelajaran murid. Hal ini berarti bahwaketerampilan dan sumberdayainformasi harus diperkenalkan secara progresifmelaluitahap dan tingkatan.
Pustakawan sekolah mempunyai tanggung jawab utama dalam berbagai program
pendidikan pemakai, namun harus bekerja sama dengan para guru, dan mengusahakanagar bermacam komponen mata pelajaran dapat terkait erat sesuaikurikulum. Guru harus selalu hadir pada saat para murid mengikuti berbagai program pelatihan perpustakaan dan mereka dapat bertindak sebagai penasihat serta bekerja sama dengan pustakawan.
Di dalam pendidikan pemakai ada 3 ranahtenaga pendidikan yang perlu diperhatikan:
•pengetahuan mengenai perpustakaan; apa tujuannya, berbagai jasa yang tersedia, bagaimana diorganisasisertasumberdayaapa saja yang tersedia
•keterampilan mencari dan menggunakan informasi, menggunakanmotivasiuntukmendayagunakanperpustakaan untuk belajar pembelajaran secara formal maupun informal.
5.4 ModelProgramKeterampilanStudidanLiterasi Informasi
Filosofi
Murid melekinformasihendaknya pembelajarmandiri yang kompeten. Merekasadar dan mengenaikebutuhan informasinya dan secara aktif terlibat kegiatan dunia ide. Mereka hendaknya menunjukkanrasa percaya diridalam kemampuan untuk memecahkan masalah dan tahu informasi yangrelevan dengan hal itu. Merekahendaknya mampu mengelola perangkat teknologi untuk mengakses informasi dan berkomunikasi.Mereka hendaknya mampu untuk bekerja dengan nyamandalam situasi di mana terdapat beberapa jawaban jamak, termasuk jika tidak ada jawaban sama sekali. Merekahendaknya memegang teguhstandar yang tinggidalam pekerjaannnya dan serta menciptakan produkberkualitas. Muridmelek informasihendaknya luwes, mampu beradaptasi terhadap perubahan, serta mampu bekerja baik secara perorangan maupun bekerja kelompok.
Panduan literasi informasi menyediakanbagi semua murid prosespembelajaran yang dapat ditransfer secara lintaskawasan isijuga dari lingkungan akademikke kehidupan nyata. Panduan ini menguraikan halberikut ini:
•murid hendaknya mengkonstrukmakna dariinformasi
•murid hendaknya menciptakan produk bermutu
•muridhendaknya belajar mandiri
•muridhendaknyaberpartisipasi secara efektif sebagai anggota kelompok kerja
•murid hendaknya menggunakan informasi dan teknologi informasi secara
bertanggung jawab dan etis.
Keterampilan belajar dapat memberikan kontribusi kepada ‘filosofi’ ini agar terus
berlangsung dan dicakup dalam daftar berikut ini:
•keterampilan belajararahan sendiri
•keterampilan bekerjasama
•keterampilan merencanakan
•keterampilan melokasi dan pengumpulan
•keterampilan menyeleksi dan menilai
•keterampilan mengorganisasi dan merekam
•keterampilan mengkomunikasikan dan melaksanakan
•mengevaluasi.
Keterampilan BelajarArahan Sendiri
Keterampilan belajar arahan sendiri sendirisangat kritis dalam pengembangan
pembelajaran sepanjang hayat.Para peserta didik mandiri harus mampu menciptakan sasaran informasi secara jelas serta mengelola perkembangannya agar tujuan tercapai.
Mereka hendaknyamampu menggunakansumber media untuk kebutuhan serta pribadi, mencari jawaban atas pertanyaan, menimbangperspektif alternatif dan mengevaluasi sudut pandang yang berlainan. Mereka hendaknyamampu bertanya untuk memperoleh bantuan dan mengetahui organisasi dan struktur perpustakaan. Pustakawan memainkan peran penting sebagai mitra pembelajar, menasehati, para murid pada tahap aktivitas
pembelajaran.
Keterampilan Bekerjasama
Perpustakaan sekolah merupakan tempat berkumpulnya orang-orangyang beraneka ragam dengan sumber dan teknologi yang bermacam-macam. Jika beberapa murid bekerja dalam suatu kelompok, mereka belajar untuk mempertahankan pendapat serta bagaimana mengkritikberbagai pendapat secara konstruktif. Merekamengakui ideyang berbeda dan menghormati latar belakang dan gaya pembelajaranorang lain. Di samping itu, mereka menciptakan berbagai proyek yang mencerminkan berbagai perbedaan individualdan memberikan sumbangan dalam mensintesiskan tugas perorangan menjadi produk akhir.
Pustakawan dapat bertindak sebagai penasihat kelompok dan memberikan bantuan sebanyak mungkin pada saat mereka menggunakan perpustakaan sebagai sumber untuk kegiatan memecahkan masalah.
Keterampilan Perencanaan
Keterampilan merencanakan merupakan prasyarat penting untuk setiap tugas penelitian, proyek, karya tulis atau topik. Pada tahap awal proses pembelajaran, aktivitas seperti curah pendapat, menyusunpertanyaandan identifikasi katakunci memerlukan kreativitasdisamping juga praktek berkala.
Murid yang terampil dalam perencanaan hendaknyamampu mengembangkan sasaran, menjelaskan masalah yang akan dicari pemecahannya dan mendisain metode kerja untuk keperluan tersebut. Pustakawan hendaknya dilibatkan dalam proses perencanaan sejauh harapan para murid. Pustakawan diharapkan memberikan nasihat mengenai sumber daya yang tersedia dan mengenai kemungkinan adanya jawaban untuk kegiatan yang ditugaskan
sejak awal proses pekerjaan tersebut.
Keterampilan Melokasi dan Mengumpulkan Informasi
Melokasi dan mengumpulkan informasi merupakan keterampilan dasar yang perlu dikuasai para murid agar mereka mampu menelusur/mencari informasi di perpustakaan sebagai pembelajarmandiri. Keterampilan ini mencakup pemahaman susunan berdasarkan abjad dan nomor, menggunakan berbagai jenis alat untuk penelusuran informasi di pangkalan data di komputer dan Internet. Diperlukan bantuan untuk menguasai keterampilan melokasi informasi. Semuanya terkait dengan kurikulum keseluruhandan dikembangkan secara progresif dalam konteks subyek.Latihan untuk keterampilan ini hendaknyamencakup penggunaan majalah indeks, berbagaisumber rujukandan jangkauan penuh teknologi informasi. Murid yang kompeten yang menguasai keterampilan ini akan mampumengintegrasikansemua hasil informasi tersebut pada saat dia bekerja dengan menggunakan metode yang berbeda-beda sepertisurvei, wawancara, eksperimen, observasi dan kajiansumber. Pustakawan hendaknya mendisainpelatihanketerampilan melokasi dan mengumpulkan informasi yang dapatdisesuaikan dengan kebutuhan khusus perorangan maupun kelompok. Disain tersebut hendaknyadikerjakan bersama guru.
Secara umum, pelatihan keterampilan semacam itu merupakan bagian paling penting dalam pendidikan pemakai di perpustakaan.
Keterampilan Memilihdan Menilai Informasi
Murid perlu mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan evaluatif.Bersama-sama dengan keterampilan yang telah diuraikan di depan, keterampilan ini penting artinya untuk memperolehhasiloptimal dari penggunaan perpustakaan
Program yang didisain guna meningkatkan keterampilan ini, hendaknyamencakup latihan berikut ini:
•membentuk pertanyaan yang tepat
•mengidentifikasi sumber informasi yang diperkirakan dapat digunakan
•menggunakan bermacam-macam strategi
•menentukan perkiraan kesesuaianwaktu
•membuat berbagai etika.
Pustakawan hendaknyasecara khusus memfokuskanpada bimbingan muriddalam hal bagaimana mencari informasi otoritatif, terkini dan relevanserta bagaimana mendeteksi setiapbias atau ketidaktepatan. Sejumlah besar cakupan sumber informasiperlu diperiksa, dibandingkan dan dinilai guna memastikan bahwa hipotesis serta kesimpulan terbentukberdasarkan landasanpengetahuan yang luas. Murid yang kompeten hendaknya mampu mengidentifikasi kriteria berkaitan otoritas, kelengkapan, format dan relevansi, sudut pandang, keandalandan kesesuaian waktu.
Keterampilan Mengorganisasi dan Mencatat Informasi
Konsepsi tradisional mengenai fungsiperpustakaanseringkali hanya sebatas kegiatan mengumpulkan dan memilihinformasi. Kegiatan mengorganisasi dan menggunakaninformasi belum diakui sepenuhnya. Akan tetapi, di perpustakaan sekolah, kegiatan tersebut merupakan kegiatan penting sama pentingnya dengan titik awal. Pustakawan hendaknya membantumuriddalam pengembangan keterampilan ini bila mereka mengerjakan proyek dan tugaslain. Karena alasan ini, maka pustakawan hendaknyaseorangpakar dalam kaidah struktural laporan proyek danmembantumurid mengenai bagaimana menulis tajuk, bab dan daftar pustaka.Di samping itu, ketrampilan muridmeringkas, mengutip dan menulisdaftar bacaansecara lengkap dan akurat,hendaknya dikembangkan di perpustakaan serta dibantu oleh pustakawan. Murid yang kompeten hendaknya sanggupmembuat catatan,menyimpan informasidan menjadikannyasiap untuk digunakan.
Keterampilan Berkomunikasi dan Realisasi
Mengintepretasikan informasi dan memanfaatkannya pada waktu mengerjakan proyek dan tugasmerupakan dua keterampilan pembelajaran yang paling sulit. Dengan menguasai keterampilan ini, akan dapat terlihat apakah muridbenar-benar memahami informasiyang mereka sajikan atau tidak. Mentransformasikan informasi yang telah terkumpul agar benar-
benar dipahamiorang lain merupakan aktivitas penuh tantangan.
Murid yang kompeten hendaknya sanggupmemproses informasi sesuai urutan berikut:
•mengintegrasikaninformasi yang berasal dari bermacam-macam sumber
•membuathubungan berbagai informasi yang terkumpul
•membuat kesimpulan
•membentuk makna
•membentuk keterkaitan dengan pengetahuan sebelumnya.
Lebih lagi, murid yang kompeten hendaknyadapat melakukan hal berikut:
•berkomunikasi secara jelas
•menyatakan tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan
•mendemonstrasikan presentasi secara efektif.
Peran pustakawan di siniialah memberi nasihat dan melatihmuridmengenai aktivitas
tersebut sertamenciptakanlingkungan belajar di perpustakaan yangsesuai dengan
kebutuhan bantuan murid
Keterampilan Mengevaluasi
Tahap terakhir proyek pembelajaran muridterdiri dari proses mengevaluasi dan hasil
evaluasi. Amatlah penting bagi murid melakukan pemikiran kritis mengenai usaha mereka
dan apa yang telah mereka capai. Karena itu murid yang kompeten hendaknya mampu
menyelesaikan hal berikut :
•menghubungkan hasil kegiatan dengan apa yang direncanakan dan menentukan apakah hasil kegiatan telah mencapai tujuannya
•menentukan kekuatan dan kelemahan proyek
•memperlihatkan perbaikan dan implikasinya untuk tugas masa yang akan datang
Pustakawan hendaknya dilibatkan dalam proses evaluasi bersama guru atas dasardua alasan. Pertama, agar diketahui bagaimana perpustakaan telah dikelola guna memenuhi kebutuhan pemakai. Alasan kedua, agar pustakawan dan perpustakaan mampu berfungsisebagai mitra pembekajaran yang aktif yang sanggupmemberi gambaranmengenai hubungan antara proses pembelajarandengan hasil akhir.
Banyak negara, para pejabat setempat dan berbagai perpustakaan sekolah telah berhasil membuat perencanaan pendidikanpemakai perpustakaan. Beberapa informasi mengenai haltersebut tersedia di Internet